Page 269 - Menuju Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang Berkelanjutan dan Berkeadilan
P. 269

260    Menuju Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan
                    yang Berkelanjutan dan Berkeadilan
             adat. Kemudian mana yang hutan Konservasi terkait kawasan danau
             toba. Selanjutnya. status dan eksistensi PT Guri di Nias dan Dairi
             Sidikalang, kawasan PTPN II di Kabupaten Langkat yang sebagian
             masuk  kawasan  hutan  lindung.  Hal yang sama terjadi di Register
             18 yang sudah berlangsung 30 tahun, namun belum berkesudahan,
             dengan jumlah luas 10.000 hektar. Dalam kasus ini ada perusahaan
             koperasi  dan  perorangan,  tapi  korporasi  yang  dalam  praktiknya
             juga melibatkan masyarakat. Oleh karena itu,  anggota DPRD
             tersebut meminta keseriusan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
             melalui Dinas Kehutanan dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam
             (BKSDA)  untuk bersinergis dengan Pansus kehutanan DPRD Sumut
             agar  masalah  tersebut di  atas dapat diselesaikan.  Jika dibiarkan,
             dikhawatirkan masyarakat menjadi  sapi  perahan  oknum maupun
             korporasi.

                 Dari pernyataan anggota DPRD tersebut jelas adanya tumpang
             tindih antara pihak kehutanan dengan berbagai elemen masyarakat,
             dan tentunya tidak hanya sebatas sengketa saja, namun dapat masuk
             ranah hukum pidana. Seperti dalam berita di (Tribun-Medan.com,
             Stabat, Selasa 1 Maret 2022), Kejaksaan  Tinggi Sumatera Utara
             (Kejati Sumut) masih mengintensifkan pemeriksaan terhadap tiga
             mantan Kepala Badan Pertanahan (BPN) Langkat dan Deli Serdang.
             Ada pun tiga mantan Kepala BPN itu diperiksa terkait kasus dugaan
             mafia  tanah, menyangkut  alih  fungsi kawasan Suaka Margasatwa
             Karang Gading, Langkat, Sumatera Utara.

                 Penyelidikan  dilakukan berdasarkan Surat Perintah  yang
             ditandatangani  Kepala Kejati  Sumut Nomor: Print-26/L.2/
             Fd.1/11/2021  tanggal  15  November 2021. Selanjutnya,  Kejati  Sumut
             secara resmi kemudian telah meningkatkan kasus dugaan korupsi
             di kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading ke tahap Penyidikan
             dengan menerbitkan Surat Perintah Penyidikan Kepala Kejaksaan
             Tinggi Sumut Nomor Print-16/L.2/Fd.1/11/2021 tanggal 30 November
             2021. Diduga Kawasan tersebut telah diubah menjadi perkebunan
             sawit dengan  luas  hektar  yang ditanami  pohon  sawit  sebanyak
             28.000 pohon, kemudian di atas tanah tersebut juga telah diterbitkan
             60 Sertipikat Hak Milik atas nama perorangan. Setelah dilakukan
   264   265   266   267   268   269   270   271   272   273   274