Page 270 - Menuju Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang Berkelanjutan dan Berkeadilan
P. 270

Sengketa Tumpang Tindih Penguasaan dan/atau Kepemilikan Hak Guna Usaha (HGU)   261
                      Dengan Kawasan Hutan (KH) Studi di Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara
             pemeriksaan permintaan keterangan dan dokumen terkait, ternyata
             lahan  tersebut  hanya dikuasai  oleh  1 orang  yang diduga  sebagai
             mafia  tanah dengan  modus  menggunakan  nama sebuah  Koperasi
             Petani  yang seolah-olah sebagai  pemilik  lahan  dan  mengelola
             perkebunan  sawit  tersebut.   Adapun luas keseluruhan lahan
             dimaksud  mencapai  210 Hektare (Ha)  dan  ditanami  pohon  sawit
             sebanyak 28  ribu  pohon.  Seharusnya lahan  tersebut  difungsikan
             sebagai kawasan hutan bakau.

             B.  Tumpang Tindih Kawasan
                 Permasalahan tumpang tindih  kawasan  dalam  pembangunan
             usaha  perkebunan dan  usaha  pertambangan, disebabkan oleh
             faktor-faktor berikut: Perusahaan perkebunan tidak memperhatikan
             ketentuan  yang diatur dalam  Izin  Lokasi  yang diterbitkan  bupati
             Perusahaan  perkebunan langsung  melakukan  pembukaan  lahan
             dan penanaman padahal hanya memperoleh Izin Lokasi, sementara
             persetujuan prinsip  belum  terbit  Perusahaan pertambangan  telah
             melakukan eksploitasi begitu mereka memperoleh Izin KP, padahal
             persetujuan prinsip belum diterbitkan. Masih banyak daerah yang
             belum memiliki RTRWP/K yang telah dipaduserasikan dengan Peta
             TGHK Tidak dilibatkannya BPKH untuk memberikan pertimbangan
             teknis dalam rangka penerbitan IU Perkebunan tidak berperannya
             Dinas Kehutanan kabupaten sebagai pemangku kawasan hutan di
             wilayah kabupaten dalam proses penerbitan Izin Lokasi Perkebunan
             yakni dalam memberikan pertimbangan teknis ketersediaan lahan
             eks kawasan Lemahnya  pengawasan  dan  pengendalian Dinas
             Kehutanan kabupaten terhadap pelaksanaan kegiatan perkebunan,
             pertambangan dan pengamanan hutan HPH/HPHTI menelantarkan
             arealnya  (tidak  melakukan  aktivitas  di lapangan)  Lemahnya
             pengawasan dan pengendalian oleh Direktorat Jenderal Bina Usaha
             Kehutanan (BUK) Kementerian Kehutanan, serta Dinas Kehutanan
             dan Perkebunan  provinsi  terhadap  pelaksanaan  kegiatan  HPH/
             HPHTI Belum adanya koordinasi antara Dinas Kehutanan provinsi
             dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan kabupaten, serta BPKH
             untuk melakukan  rekonstruksi batas kawasan  areal HPH/HPHTI
   265   266   267   268   269   270   271   272   273   274   275