Page 72 - Menuju Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang Berkelanjutan dan Berkeadilan
P. 72
Akses Reform dan Analisis Ekonomi Berbasis Potensi Wilayah: 63
Studi Kasus di Kalurahan Genjahan, Gunung Kidul
persaingan komparatif, Kalurahan Genjahan ini berusaha bersaing
dengan daerah Gunung Kidul dengan cara menawarkan obyek
wisata yang berbeda, yaitu wisata alam pertanian, termasuk edukasi
di dalamnya.
Sentuhan yang dilakukan dan dipimpin oleh Bapak Ulu-ulu ini
serta peran masyarakat yang aktif akhirnya semakin berkembang.
Keindahan areal sawah yang di sekitarnya banyak ditanami bunga-
bunga maka banyak pengunjung yang datang untuk selfie. Potensi
ini ditangkap oleh Pejabat Ulu-ulu dengan menambahkan beberapa
sarana terkait yang dibutuhkan untuk selfie atau swafoto bagi
pengunjung, seperti jembatan bambu, miniatur gubug-gubug serta
ditambah dengan beberapa hewan lucu seperti kelinci.
Lebih lanjut, Bapak Ulu-ulu juga menginformasikan bahwa
Luas Bulak Widoro ini berkisar kurang lebih 50 Ha areal pertanian
lahan basah. Obyek wisata alam Kalurahanan ini mulai dibuka pada
akhir tahun 2018. Hingga awal tahun 2020/awal pandemi, rata-rata
pengunjung per hari pada kisaran 300-400 pengunjung di hari kerja/
biasa dan sekitar 1.000 pengunjung di hari libur. Jam buka adalah
mulai jam 08.00 hingga tutup pada jam 17.30. Ke depan direncanakan
akan dibuka hingga malam hari dengan ornamen lampu lampu
serta lampion hias. Harga tiket masuk per orang adalah Rp. 3.000,-,
sedangkan untuk kelompok PAUD akan diberikan discount khusus.
Namun seiring dengan wabah/pandemi Covid di awal tahun
2020, terjadi penurunan jumlah pengunjung dan kondisi di lokus
wisata relatif kurang terawat. Seiring dengan pandemic yang mulai
menurun saat ini mulai dilaksanakan pembenahan Kembali, dan
bahkan untuk Wisata Sawah dan Wisata Edukasi di Kalurahan
Genjahan direncanakan akan bertambah, yaitu di Bulak Njanggleng.
Bahkan untuk lokasi di Bulak Njanggleng ini direncanakan juga akan
menjadi lokasi pemasaran dari UMKM yang ada mulai dari kuliner
hingga aksesoris atau cindera mata hasil produksi warga masyarakat
Kalurahan.