Page 33 - Pemodelan Spasial untuk Prediksi Pengunaan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
P. 33

perdesaan, sehingga perdesaan menjadi landasan kehidupan dalam
            upaya ketahanan pangan dan pembangunan keanekaragaman hayati
            (Adesipo dkk., 2020; Yageta dkk., 2019).

                Berbagai  manfaat  lahan  perdesaan  sebagai  objek utama
            pertanian  nyatanya tidak selaras dengan  keahlian subjek pertanian
            yaitu para petani dalam pengelolaan dan pemeliharan lahan. Menurut
            Wulandari  dkk.  (2023),  40%  para  petani  berpendidikan  wajib 9
            tahun  bahkan  masih  ditemukan  lulusan  di jenjang  sekolah  dasar.
            Keterbatasan pendidikan berdampak buruk bagi para petani dalam
            mengambil  langkah kebutuhan  sosial  ekonominya. Permasalahan
            biaya  pendidikan  anak  dan kebutuhan hidup  sehari-hari  menjadi
            alasan utama untuk  menjual  kepemilikan  dan penguasaan  lahan
            pertanian yang dimiliki (Suharyanto dkk., 2021). Lahan yang menjadi
            pendapatan primer  tanpa  disadari  habis  seluruhnya  terjual untuk
            kebutuhan  hidup dan akhirnya  beralih  mencari  pendapatan di
            luar  sektor  pertanian (Suasti  dkk., 2019). Penyusutan  fungsi lahan
            pertanian  telah  terjadi setiap  tahun, salah satunya  penurunan  luas
            sawah yang awalnya 7,75 juta ha menjadi  7,4 juta ha dalam kurun
            tahun 2013 sampai dengan tahun 2019 (Prayitno dkk., 2021; B. Zhang
            dkk., 2019). Bahkan 26.900 ha lahan pertanian di Pulau Jawa telah
            beralih  fungsi  menjadi  permukiman,  perdagangan,  industri,  dan
            lainnya (Ansari dkk., 2023).
                Multifungsi  penggunaan  tanah menuju  fragmentasi lahan
            pertanian yang dilakukan pemangku kepentingan ternyata berdampak
            buruk  terhadap  permasalahan antropogenik di  wilayah  perdesaan
            (Taye dkk., 2023). Kerugian besar terjadi bagi lahan pertanian yang
            mengalami  degradasi lahan,  pengikisan lapisan  tanah,  bencana
            erosi,  transisi  tutupan  lahan, serta retrogasi ekosistem dan ekologi
            secara ekstrem (Bär dkk., 2023). Dampak udara tak luput merugikan
            adanya perubahan iklim dan peningkatan suhu yang mengakibatkan
            kepunahan keanekaragaman hayati di perdesaan (Powers & Jetz, 2019;
            Schirpke & Tasser, 2021). Konsekuensi buruk juga dirasakan ekosistem
            air terhadap penghambatan proses intersepsi dan infiltrasi air hujan





            2     Pemodelan Spasial untuk Prediksi Penggunaan dan
                  Pengendalian Alih Fungsi Lahan pertanian
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38