Page 75 - Pemodelan Spasial untuk Prediksi Pengunaan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
P. 75
Gambar 6. Persebaran Lokasi Titik Sampel Training Area
untuk Pemodelan Klasifikasi Penggunaan Tanah
Sumber: Pengolahan Data Penelitian, 2024
Penentuan klasifikasi penggunaan tanah telah dilaksanakan,
maka dapat dilakukan proses pengolahan spasial untuk klasifikasinya.
Analisis spasial membutuhkan training area untuk membentuk
pola penggunaan tanah dalam pemodelan supervised classification
(Rwanga & Ndambuki, 2017), sehingga titik sampel perlu diambil
agar klasifikasi yang ditentukan dapat tepat sasaran. Menurut
Campbell (2002), total titik sampel berjumlah 5-10 titik per klasifikasi
penggunaan tanah. Lokasi penelitian memiliki lima klasifikasi dan
mengacu pada per klasifikasi sebanyak 10 titik, maka jumlah titik
sampel yang dibutuhkan sebanyak 100 titik dengan rincian untuk
training area sebanyak 50 titik dan uji akurasi sebanyak 50 titik.
Penelitian ini memiliki tiga rentang waktu yang membutuhkan
total titik sampel sebanyak 150-300 titik. Lokasi titik sampel telah
mengikuti The Land Use/Cover Area frame statistical Survey (LUCAS)
bahwa 1 titik dapat mewakili area 2 km x 2 km. Titik sampel tahun 2003
dan 2013 dilakukan pengambilan data secara interpretasi citra dari
44 Pemodelan Spasial untuk Prediksi Penggunaan dan
Pengendalian Alih Fungsi Lahan pertanian