Page 74 - Pemodelan Spasial untuk Prediksi Pengunaan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
P. 74
Pertumbuhan penduduk, peningkatan wisatawan, pembangunan
pusat pendidikan, dan kebutuhan wilayah untuk Aglomerasi
Perkotaan Yogyakarta (APY) menjadi bukti nyata penggunaan
tanah lahan terbangun mendominasi di berbagai penjuru wilayah
Kabupaten Sleman, khususnya pada kawasan Sleman Tengah yang
memang diperuntukan pada kegiatan permukiman, bisnis, dan jasa.
Interpretasi citra satelit dan observasi lapangan juga menunjukkan
kepadatan lahan terbangun yang tinggi pada Kapanewon Sleman,
Gamping, Ngaglik, Depok, dan Mlati, bahkan banyak lahan
terbangun yang bersifat spot telah menyebar secara merata di seluruh
wilayah Kabupaten Sleman. Narasumber hasil wawancara seluruhnya
menyatakan kegiatan non pertanian gencar dicanangkan oleh
pemangku kepentingan, hal ini dapat dilihat peruntukan kawasan
pertanian, cagar budaya, dan mitigasi bencana selalu beriringan
dengan pariwisata yang tidak dipungkiri timbulnya pembangunan
restoran dan hotel.
Seluruh sektor di Kabupaten Sleman membutuhkan sumber daya
air untuk memenuhi kebutuhan kegiatannya (Nurhayati, Wawancara
7 Maret 2024). Hal ini didukung oleh (Malinda, 2018) bahwa sektor
pertanian sangat bergantung pada jaringan sungai, khususnya sawah
irigasi yang mendominasi berbagai kapanewon di Kabupaten Sleman.
Interpretasi citra satelit dan observasi lapangan juga menunjukkan
jaringan sungai yang tersebar merata di berbagai wilayah, sehingga
penggunaan tanah perairan dimasukan dalam klasifikasi ini.
BAB III 43
Eksplisit Spasial: Perubahan dan Prediksi Penggunaan Tanah Dalam Deret Waktu