Page 78 - Pemodelan Spasial untuk Prediksi Pengunaan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
P. 78

tutupan lahan yang lebih baik dibandingkan citra Landsat dari USGS
            untuk mengetahui titik sampel training area masih relevan dengan
            kondisi lapangan saat itu.

                Setiap titik sampel perlu dilakukan digitasi untuk menentukan
            training  area klasifikasi  penggunaan  tanah.  Menurut Lillesand  &
            Kiefer  (1979),  jumlah piksel  yang  dibutuhkan untuk  training  area
            sebesar 10n-100n piksel per klasifikasi, dengan n merupakan jumlah
            band komposit citra yang digunakan sebagai acuan dasar. Mengacu
            pada komposit  Natural  Colored  yang menggunakan  tiga band  dan
            100n piksel per klasifikasi, maka piksel yang dibutuhkan per klasifikasi
            sebanyak 300 piksel atau jumlah seluruh klasifikasi sebanyak 1.500
            piksel. Jumlah training area tanggal 4 Mei 2003 terdiri atas titik sampel
            lahan terbangun seluas 532 piksel, kebun/tegalan seluas 553 piksel,
            dan sawah seluas  552  piksel.  Jumlah  training  area  tanggal  20 Mei
            2003 terdiri atas titik sampel hutan seluas 812 piksel, lahan terbangun
            seluas 885 piksel, kebun/tegalan seluas 543 piksel, dan sawah seluas
            1.054 piksel. Jumlah training area tanggal 12 September 2013 terdiri
            atas titik sampel hutan seluas 496 piksel, lahan terbangun seluas 1.037
            piksel, kebun/tegalan seluas 653 piksel, dan sawah seluas 1.111 piksel.
            Jumlah  training  area tanggal  22  Juli  2023 terdiri  atas titik  sampel
            hutan seluas 430 piksel, lahan terbangun seluas 800 piksel, kebun/
            tegalan seluas 750 piksel, dan sawah seluas 750 piksel. Training area
            tidak dilakukan untuk penggunaan tanah perairan dalam pengolahan
            pemodelan SVM  dikarenakan kenampakan kenampakan  tutupan
            lahan  perairan dikelilingi oleh  kebun/tegalan dan  lahan  terbangun
            yang membuat interpretasinya menyatu dengan penggunaan tanah
            tersebut. Pengambilan titik sampel perairan tetap dibutuhkan untuk
            penentuan penggunaan tanahnya melalui pengolahan analog berupa
            digitasi area dengan interpretasi citra gabungan dari Google Earth.













                                                                 BAB III  47
                    Eksplisit Spasial: Perubahan dan Prediksi Penggunaan Tanah Dalam Deret Waktu
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83