Page 116 - Jalan Penyelesaian Persoalan Agraria: Tanah Bekas Hak, Pengakuan Hukum Adat, Penataan Tanah Batam, Percepatan Pendaftaran Tanah, dan Integrasi Tata Ruang
P. 116

Pengakuan Hukum terhadap Penguasaan Tanah ...     99

                  sebanyak 1.007 bidang (atau 10,83 %), dengan lokasi terpencar
                  (sporadis).
               b.  Keberhasilan pelaksanaan IP4T di Kota Palangka Raya,  baru
                  akan dapat dilanjutkan dengan proses pensertipikatan hak atas
                  tanahnya oleh otoritas pertanahan melalui pengakuan hak dan
                  melalui  pemberian  hak,  dengan  catatan  rekomendasi  (pada
                  point a di atas) ditindaklanjuti dengan pelepasan dari kawasan
                  hutan oleh otoritas Kehutanan.
               c.  Keberhasilan pelaksanaan IP4T di Kota Palangka Raya karena
                  lokasinya di Ibu Kota Provinsi serta didukung adanya koordi-
                  nasi  dengan  BPKH  yang  intensif.  Koordinasi  sebelum  ke  la-
                  pangan berupa kesepakatan menyangkut hal-hal teknis seper-
                  ti:  metode  pemetaan,  sumber  peta  dasar,  standar  peralatan,
                  serta  penyajian  hasil  pemetaan.  Disamping  itu,  pelaksanaan
                  IP4T di Kota Palangka Raya didukung oleh Sekretariat yang
                  ada  di  Pemerintah  Kota  Palangka  Raya  dan  Sekretariat  di
                  Kantor Pertanahan Kota Palangka Raya.
                 Dengan  memperhatikan  masalah-masalah  yang  masih  dite-
            mukan dalam pelaksanaan IP4T pada kawasan hutan sebagaimana
            dibahas sebelumnya, maka direkomendasikan antara lain:
            1.  Perlu  segera  dilakukan  harmonisasi  alokasi  pemanfaatan  ruang
               antara Pemerintah Daerah dengan otoritas kehutanan.
            2.  Pelaksanaan  IP4T  dilakukan  secara  sistematik,  desa  demi  desa
               terhadap semua bidang-bidang tanah yang sudah dikuasai oleh
               masyarakat  dan  saat  pemetaan  bidang-bidang  tanah  sebaiknya
               melibatkan partisipasi masyarakat lokal, serta koordinasi secara
               intensif  dalam  verifikasi  lapangan  utamanya  dengan  otoritas
               kehutanan.
            3.  Sebelum  pelaksanaan  IP4T,  perlu  dilakukan  penelitian  intensif
               mengenai pola-pola perolehan, peralihan serta penguasaan dan
               pemanfaatan tanah oleh masyarakat setempat.
            4.  Agar  lebih  efektif,  pendanaan  kegiatan  IP4T  ditempatkan  pada
               salah satu Satker/instansi.
            5.  Perlu diatur secara tegas, bahwa dasar pemetaan pemilikan atau
               penguasaan  atas  tanah  oleh  masyarakat  utamanya  kenyataan
               penguasaan  fisik  atas  bidang  tanahnya,  serta  saat  pelaksanaan
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121