Page 114 - Jalan Penyelesaian Persoalan Agraria: Tanah Bekas Hak, Pengakuan Hukum Adat, Penataan Tanah Batam, Percepatan Pendaftaran Tanah, dan Integrasi Tata Ruang
P. 114

Pengakuan Hukum terhadap Penguasaan Tanah ...     97

            dapat  diteruskan  melalui cara  pemberian  hak  terhadap:  a)  Bidang
            tanah  yang  dikuasai  kurang  dari  20  tahun  oleh  penggarap
            (perorangan  dan  atau  kelompok),  dapat  diberikan  hak  atas  tanah
            dalam  rangka  reforma  agraria/redistribusi  tanah  sebanyak  463
            bidang  dengan  luas  586,2  hektar,  b)  Bidang  tanah  yang  dikuasai
            Instansi  Pemerintah,  dapat  diberikan  hak  atas  tanah  sebanyak  4
            bidang dengan luas 1,300 hektar, dan c) Bidang tanah yang digunakan
            untuk  fasilitas  sosial  (kuburan)  dapat  diberikan  hak  atas  tanah
            sebanyak 3 bidang dengan luas 16 hektar.
                 Hasil analisis berupa rekomendasi oleh Tim IP4T Kota Palangka
            Raya dengan dilampiri Peta IP4T Non Kadastral dan Surat Pernyataan
            Penguasaan Fisik Bidang Tanah (SP2FBT) serta salinan bukti-bukti
            penguasaan  tanah  lainnya,  selanjutnya  dilaporkan  (diekspose)  di
            Kantor Wilayah BPN Provinsi Kalimantan Tengah, yang juga dihadiri
            oleh  Tim  IP4T  Provinsi  Kalimantan  Tengah.  Hasil  ekspose  adalah
            bahwa Tim IP4T Provinsi setuju untuk ditindaklanjuti pengiriman
            hasil kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan guna
            dapat  dilanjutkan  dengan  penetapan  pengeluaran  dari  kawasan
            hutan.
                 Keberhasilan  pelaksanaan  IP4T  tahun  2015  di  Kota  Palangka
                 47
            Raya  diduga karena posisi wilayah administrasinya berada di pusat
            pemerintahan  Kalimantan  Tengah  sehingga  Tim  pelaksana  dari
            Satker masing-masing instansi saat ke lapangan tidak memerlukan
            waktu  yang  lama  (karena  lokasinya  dekat)  dan  biaya  transportasi
            (yang tidak ada dalam anggaran masing-masing Satker) juga ringan
            (masih  dalam  satu  kota).  Sedangkan  jika  pelaksanaan  IP4T  di
            kabupaten  lain,  umumnya  terdapat  keluhan  dari  Satker  masing-
            masing  instansi  bahwa  mereka  tidak  dapat  melakukan  verifikasi
            lapangan  karena  tidak  didukung  operasional  (biaya)  transportasi
            serta menunggu petunjuk teknis.
                 Awalnya,  keluhan  ini  juga  dialami  saat  verifikasi  lapangan  di
            Kota  Palangka  Raya,  namun  Kepala  Kantor  Pertanahan  Kota
            Palangka  Raya  berulang  kali  mencoba  melakukan  pendekatan
            utamanya  kepada  BPKH  (harus  sabar  dan  harus  selalu  koordinasi

               47  Wawancara dengan Kepala Kantor Pertanahan Kota Palangka Raya, tanggal
            15 September 2016.
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119