Page 111 - Jalan Penyelesaian Persoalan Agraria: Tanah Bekas Hak, Pengakuan Hukum Adat, Penataan Tanah Batam, Percepatan Pendaftaran Tanah, dan Integrasi Tata Ruang
P. 111
94 IGN Guntur, Arief Syaifullah, Anna Mariana
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa kepadatan
penduduk geografis Kelurahan Kalampangan (yaitu 1,78
jiwa/hektar) lebih padat dari pada kepadatan penduduk
geografis Kelurahan Sabaru (yaitu 0,25 jiwa/hektar).
(b) Dilihat dari penggunaan tanah bidang-bidang tanah obyek IP4T
pada kawasan hutan terdiri dari tanah terbuka, tanah pertanian,
tanah permukiman, tanah garapan dan sebagainya, sebagaimana
Tabel 5 berikut.
Tabel 5: Jenis Penggunaan Tanah Hasil Verifikasi Data IP4T
Tahun 2015
No Penggunaan Tanah Luas (Hektar) Persentase (%)
1 Tanah terbuka 457,600 6,51
2 Tanah pertanian/kebun 417,700 5,94
3 Tanah permukiman 0,300 0,01
4 Tanah garapan masyarakat 6.131,300 87,25
5 Fasilitas umum (jalan: negara, 16,400 0,23
kelurahan dan lingkungan
6 Fasilitas umum Tower/sutet 3,825 0,06
Jumlah 7.027,125 100
Sumber: Kantor Pertanahan Kota Palangka Raya, diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 5 di atas, diketahui kriteria jenis penggunaan
tanah yang digunakan tidak menggunakan klasifikasi penggunaan
tanah pada umumnya yaitu tanah pertanian dan tanah non
pertanian. Misalnya tanah terbuka atau tanah garapan masyarakat
apakah termasuk tanah pertanian atau tanah non pertanian. Dengan
mengacu pada klasifikasi pada tabel tersebut, dari total luas tanah
obyek IP4T sejumlah 7.027,125 hektar, sebagian besar 6.131,300 hektar
(atau 87,25%) berupa tanah garapan masyarakat dan jenis
penggunaan tanah yang terkecil adalah permukiman yaitu seluas
0,300 hektar (atau 0,01%).
(c) Dilihat dari klasifikasi kawasan hutan, bidang-bidang tanah obyek
IP4T merupakan Kawasan Hutan Konversi, Kawasan Hutan
Lindung dan Kawasan Suaka Alam, sebagaimana Tabel 6 berikut.