Page 63 - Dinamika Pendaftaran Tanah Adat di Kampung Naga
P. 63

sedangkan makna horizontal adalah tentang interaksi antar manusia dan
            alam.
                Secara  vertikal,  rumah adat dibagi  menjadi  tiga  ruang.  Loteng
            dikenal dengan sebutan para, langit-langit disebut lelangit, dan ruang
            di bawah rumah disebut kolong atau kokolong. Ruang di antara lelangit
            dan kokolong adalah rumah yang sebenarnya yang disebut bumi atau
            imah. Loteng melambangkan surga, tempat Tuhan dan leluhur yang juga
            dikenal sebagai langit. Bumi sebagai bagian tengah dan melambangkan
            kehidupan,  tempat manusia,  dan makhluk lainnya.  Ruang  di bawah
            rumah sebagai dunia bawah melambangkan kematian. Secara horizontal,
            rumah juga  dibagi  berdasarkan  tritangtu.  Bagian depan disebut
            tepas  yang  dikenal  sebagai  wilayah  laki-laki  dan  berfungsi  sebagai
            ruang penerimaan tamu. Bagian tengah terdiri dari tengah imah yang
            memiliki fungsi yang sama dengan ruang keluarga dan pangkeng atau
            dikenal  dengan kamar  tidur.  Kemudian  area belakang  yang  berfungsi
            sebagai wilayah perempuan terdiri dari pawon atau dapur dan tempat
            penyimpanan  beras  yang disebut goah.  Gowah disetiap  rumah  hanya
            boleh dimasuki dan dilihat oleh  istri dan anak  perempuan di  rumah
            tersebut. Para lelaki maupun orang lain, tidak boleh masuk ke dalam
            gowah, mereka menyebutnya pamali.

                Keunikan lain dari Kampung Naga adalah bahwa mereka bertahan
            sampai saat ini tanpa menggunakan listrik dan elpiji. Alat penerangan
            yang digunakan oleh masyarakat setempat adalah lampu semprong dan
            lampu petromaks yang menggunakan minyak tanah, yang memberikan
            cahaya lembut  dan  cukup  untuk  aktivitas malam hari. Bahan bakar
            untuk memasak di rumah masyarakat adat masih menggunakan tungku
            api yang terbuat dari bahan-bahan alami dan menggunakan kayu bakar
            hasil dari kebun sendiri. Proses memasak dengan tungku tradisional ini
            tidak hanya mempertahankan cara-cara lama, tetapi juga menciptakan
            rasa masakan yang khas dan autentik.











            44    Dinamika Pendaftaran Tanah Adat
                  di Kampung Naga
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68