Page 61 - Dinamika Pendaftaran Tanah Adat di Kampung Naga
P. 61
Letak rumah serta tingginya rasa solidaritas di antara warga Kampung
Naga menyebabkan jarang terjadi permasalahan sosial di antara mereka.
Kampung Naga terkenal dengan hubungan antar warganya yang sangat
erat, sehingga setiap masalah yang muncul biasanya cepat terselesaikan.
Jika ada permasalahan sosial, biasanya segera diselesaikan di tingkat
anggota masyarakat dan tidak sampai ke pranata adat Kampung Naga. Hal
ini menunjukkan betapa kuatnya nilai kebersamaan dan gotong royong
yang dianut oleh masyarakat Kampung Naga. Awalnya, desain rumah
adat Kampung Naga didasarkan pada bangunan Bhumi Ageung yang
sederhana. Bangunan ini tidak memiliki jendela dan hanya menyediakan
satu pintu, mencerminkan kesederhanaan dan keterbatasan akses
sebagai bentuk menjaga privasi dan keamanan. Namun, setelah tahun
1956, terjadi perubahan pada desain rumah tersebut. Rumah-rumah di
Kampung Naga mulai memiliki jendela dan dua pintu. Pintu pertama
langsung terhubung ke ruang tamu, memberikan akses langsung
kepada tamu yang datang, sementara pintu kedua terhubung ke dapur,
memungkinkan mobilitas yang lebih fleksibel di dalam rumah.
Rumah-rumah di Kampung Naga dibangun dengan material yang
berasal dari alam, seperti bambu, kayu, dan daun rumbia untuk atapnya.
Bagi masyarakat Kampung Naga, hidup bukan hanya sekadar berada di
dalam alam, tetapi hidup bersama alam, menjalin hubungan harmonis
dengan lingkungan sekitar. Mereka memiliki kepercayaan bahwa
menggunakan material lain selain yang berasal dari alam adalah tabu atau
pamali. Hal ini berarti bahwa kegiatan tersebut bertentangan dengan
tradisi nenek moyang yang selalu menekankan pentingnya menjaga
keselarasan dengan alam. Filosofi ini tidak hanya terlihat dalam cara
mereka membangun rumah, tetapi juga dalam setiap aspek kehidupan
sehari-hari, mulai dari cara bertani hingga cara berinteraksi satu sama
lain. Prinsip hidup bersama alam ini menjadikan Kampung Naga sebagai
contoh nyata dari masyarakat yang berhasil mempertahankan tradisi dan
kearifan lokal di tengah modernisasi.
42 Dinamika Pendaftaran Tanah Adat
di Kampung Naga