Page 575 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 575

M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)

            tian dan pengabdian kepada masyarakat.
                Status ganda semacam ini—yakni institusi kedinasan
            dan institusi akademis—pada dasarnya merupakan kele-
            bihan tersendiri bagi STPN yang tidak dimiliki perguruan
            tinggi lainnya yang memiliki program studi yang terkait
            dengan pertanahan. Oleh karena itu, dalam kaitan dengan
            tuntutan menjawab sejumlah problematika yang dikemu-
            kakan di atas, kelebihan semacam ini seharusnya dapat
            didayagunakan secara optimal oleh STPN sebagai modal
            penting untuk menjalankan peran-peran strategis sebagai
            berikut.
                Pertama, dalam peran kedinasannya untuk menghasil-
            kan SDM yang profesional di bidang pertanahan, maka
            STPN sesungguhnya memiliki ruang yang luas untuk mela-
            kukan mainstreaming agenda reforma agraria di lingkungan
            pemerintahan, khususnya di antara para calon birokrat agraria
            yang menjadi peserta didiknya. Apabila peran “ideologisasi”
            itu berhasil dijalankan dengan baik, melalui pembentukan
            karakter yang kuat melalui sistem pendidikan berasrama,
            disertai dengan pembekalan kemampuan analitis dan teknis
            yang mumpuni di bidang pertanahan, maka proses pendi-
            dikan di STPN ini sangat potensial untuk mewujudkan peru-
            bahan mindset birokrat agraria yang peka terhadap semangat
            UUPA sekaligus kompeten secara teknis untuk merealisa-
            sikan cita-cita keadilan sosial di bidang agraria.
                Kedua, sebagai institusi akademis yang menjalankan
            dharma penelitian, maka STPN dituntut untuk bisa
            mengembangkan arah baru penelitian akademis yang bersifat
            kritis dan sekaligus solutif mengenai berbagai isu kebijakan
            pertanahan dan perubahan agraria. Dengan demikian, maka

            528
   570   571   572   573   574   575   576   577   578   579   580