Page 605 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 605
M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)
pasca panen juga berpengaruh terhadap rendahnya har-
ga yang diterima petani. Demikian juga dalam hal akses
terhadap sarana produksi, petani sulit untuk mendapat
sarana produksi yang murah dan tepat waktu yang an-
tara lain disebabkan oleh buruknya berbagai infra-
struktur pendukung, terutama jalan.
Satu catatan penting yang perlu dikemukakan disini
adalah belum terbentuknya suatu sistem perencanaan
pembangunan pertanian yang berjenjang dengan baik,
dari tingkat desa sampai tingkat pusat. Masih jarang
kita temui wilayah kabupaten, apalagi kecamatan atau
desa, yang memiliki cetak biru (master plan) pem-
bangunan pertanian dan tahapan-tahapan pencapaian-
nya (road map). Proposal-proposal pembangunan perta-
nian seringkali dibuat parsial dan tidak jelas kemana
arahnya. Berbeda dengan Thailand misalnya, yang telah
berhasil mengembangkan OTOP (one tamboun one
product atau satu desa satu produk), kabupaten-
kabupaten di Indonesia pada umumnya belum memiliki
fokus penanganan komoditas, sehingga wajah pem-
bangunan pertanian kita belum tertata dengan baik.
Kondisi ini menyebabkan sulitnya mengumpulkan satu
produk pertanian yang bermutu, karena areal pengem-
bangannya tersebar/terpencar yang membuat mahal
biaya pengumpulan dan sulitnya melakukan bimbingan
dan pengawalan.
Pada tataran praktis yang dapat dilakukan Depar-
temen Pertanian adalah :
(1) Dalam konteks pengkajian ulang peraturan dan
558

