Page 604 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 604
Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria 2006-2007
Berbeda dengan petani di negara-negara maju yang
memperoleh dukungan domestik (domestic support)
yang memadai, petani Indonesia sangat minin dukungan
domestik. Bahkan harus selalu menerima beban ke-
tidakeffisienan sektor lainnnya. Naiknya harga input
dan dibatasinya kenaikan harga komoditas pangan
tanpa dukungan domestik yang memadai, misalnya,
merupakan jawaban mengapa petani kita tidak kunjung
sejahtera dan pertanian primer menjadi kurang menarik
bagi generasi muda. Bunga bank yang relatif mahal
dibandingkan dengan negara-negara lain, serta persya-
ratan perbankan yang sulit dipenuhi petani, mengaki-
batkan petani harus tergantung kepada pemilik modal
swasta yang menyediakan bunga atau bagi hasil yang
kurang menguntungkan petani.
Di era otonomi daerah, perhatian pemerintah daerah
terhadap pertanian secara umum dapat dikatakan
semakin menurun. Maraknya alih fungsi lahan pertanian
subur di berbagai lokasi merupakan salah satu bukti
dari sinyalemen di atas. Selain itu penyuluh pertanian
yang sudah menunjukkan peran nyata dalam pencapaian
swasembada pangan, kurang mendapat perhatian yang
memadai. Sementara itu pungutan dan retribusi terha-
dap usaha pertanian, dengan alasan pendapatan asli da-
erah (PAD) semakin menurunkan daya saing komoditi
kita.
Dalam masalah harga, petani belum sepenuhnya bisa
menikmati harga yang baik karena tingginya fluktuasi
harga antar musim panen dan panceklik. Selain itu mi-
nimnya fasilitas, pengetahuan serta bimbingan dalam
557

