Page 845 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 845

M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)

            donesia mencapai 37,17 juta jiwa atau 16,58 persen dari
            total populasi Indonesia. Di kawasan perkotaan, percepatan
            kemiskinan adalah 13,36%, sedangkan di kawasan pedesaan
            mencapai 21,90%. Ini menunjukkan kemiskinan paling
            banyak dialami penduduk pedesaan yang umumnya petani.
            Dari total rakyat miskin di Indonesia, sekitar 66% berada
            di pedesaan dan sekitar 56% menggantungkan hidup dari
            pertanian. Dari seluruh penduduk miskin di pedesaan ini
            90% bekerja, yakni mereka bekerja keras akan tetapi tetap
            miskin.
                Angka pengangguran terbuka kini mencapai 11,10 juta
            jiwa (10,45% dari total angkatan kerja), yang tersebar di
            pedesaan sejumlah 5,28 juta jiwa (8,44% dari jumlah
            angkatan kerja di pedesaan) dan di perkotaan 5,82 juta jiwa
            (13,32% dari jumlah angkatan kerja di perkotaan).
            Sedangkan angka setengah pengangguran di Indonesia
            mencapai 29,92 juta jiwa (28,16%); paling banyak terdapat
            di pedesaan yaitu 23,00% juta jiwa (36,76%) dan di
            perkotaan 6,92 juta jiwa (15,83%).
                Masalah struktural lain yang tidak kalah pelik adalah
            problem ketimpangan dari berbagai dimensinya. Distribusi
            pendapatan belum tersebar merata. Indeks Gini meningkat
            dari 0,308 (tahun 1999) menjadi 0,329 (2002) dan menurut
            data terakhir 0,363 (2005). Indeks Gini ini dihitung dengan
            pendekatan pengeluaran; bila dihitung dengan pendekatan
            kepemilikan aset tentu lebar kesenjangan akan lebih besar
            lagi. Wiradi (2006) mengemukakan rasio Gini penguasaan
            tanah di Indonesia yang terus meningkat, dari 0,55175
            (tahun 1963) menjadi 0,5200 (tahun 1973), 0,54535
            (1983) dan 0,5938 (1993). Secara detil, tabel-tabel menge-

            798
   840   841   842   843   844   845   846   847   848   849   850