Page 850 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 850

Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria 2006-2007

               dari semua keadaan inilah yang menimbulkan parselisasi
               tanah di tingkat rumahtangga petani, meningkatnya pengu-
               asaan tanah skala besar, konversi penggunaan tanah yang
               tidak terencana, tata ruang dan penatagunaan tanah yang
               tidak konsisten dan tumpang tindih, serta terus berlang-
               sungnya konflik dan sengketa tanah. Tanah semakin lama
               semakin diartikan sebagai komoditas yang diletakkan dalam
               kerangka perburuan rente, yang tentunya hanya menjadi
               ajang permainan para spekulan tanah. Yang dikorbankan
               dari proses ini adalah sebagian besar masyarakat, pem-
               bangunan itu sendiri, maupun hal-hal mendasar bagi rakyat
               dan bangsa ini seperti: ketahanan pangan, infrastruktur sosial
               dan ekonomi masyarakat, perumahan rakyat, lingkungan
               hidup, dsb (Winoto, 2006).
                   Kesemuanya ini menghendaki dilaksanakannya reforma
               agraria yang merupakan kebijakan yang bertujuan mengu-
               rangi ketimpangan penguasaan dan pemilikan tanah (perta-
               nian) yang pada akhirnya akan bermuara pada pengentasan
               kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Dengan
               bergulirnya reformasi pada tahun 1998, maka peluang politik
               untuk menata kondisi ekonomi, sosial dan politik bangsa
               Indonesia, termasuk di bidang pertanahan, terbuka kembali.
               Pada masa ini MPR pun mengeluarkan Ketetapan MPR
               Nomor 16/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi dalam Rang-
               ka Demokrasi Ekonomi. Pasal 7 ayat (1) menyatakan:
               “Pengelolaan dan pemanfaatan tanah dan sumberdaya alam
               lainnya harus dilaksanakan secara adil dengan menghilang-
               kan segala bentuk pemusatan penguasaan dan pemilikan
               dalam rangka pengembangan kemampuan usaha ekonomi
               kecil, menengah, koperasi dan masyarakat luas.” Ketetapan

                                                                  803
   845   846   847   848   849   850   851   852   853   854   855