Page 863 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 863

M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)

            dibedakan menurut tingkat kepadatan penduduknya, yakni
            antara wilayah yang memiliki penduduk padat dan yang
            kurang padat. Mengingat makna strategis reforma agraria
            ini adalah restrukturisasi penggunaan, pemanfaatan, pengu-
            asaan dan pemilikan sumber-sumber agraria, maka diper-
            lukan penyediaan tanah yang memadai baik dari luasannya
            maupun kualitasnya guna menjamin terselenggaranya
            restrukturisasi tersebut. Untuk itu, diperlukan penyediaan
            tanah dalam jumlah luas dan berada pada wilayah-wilayah
            yang berpenduduk kurang padat. Di sisi yang lain, pemilihan
            obyek reforma agraria di wilayah yang berpenduduk padat
            juga dipandang amat strategis untuk dapat menjawab
            persoalan kemiskinan dan penguasaan tanah yang sempit,
            selain diharapkan bisa turut membantu menyelesaikan seng-
            keta dan konflik pertanahan yang umumnya terkonsentrasi
            di wilayah-wilayah yang lebih padat penduduknya.
                Berdasarkan kesemuanya ini, maka persoalan menge-
            nai lokasi yang akan ditetapkan sebagai obyek reforma
            agraria haruslah ditunjuk pada tanah-tanah yang pengu-
            asaannya ada pada negara sepenuhnya. Apabila masih terda-
            pat hak-hak yang melekat pada tanah yang menjadi calon
            lokasi reforma agraria, atau yang haknya masih disengke-
            takan oleh berbagai pihak, maka hal ini harus diselesaikan
            terlebih dahulu sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
            melalui kesepakatan dari pihak-pihak yang terlibat. Apabila
            dalam faktanya tanah negara yang akan dijadikan lokasi
            reforma agraria telah digarap oleh para petani, maka mereka
            ini harus mendapat prioritas sebagai penerima redistribusi
            tanah sehingga hak mereka atas tanah yang telah mereka
            garap selama ini dapat dikuatkan.

            816
   858   859   860   861   862   863   864   865   866   867   868