Page 944 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 944

Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria 2006-2007

               kepemimpinan Joyo Winoto (2005-2012). Namun sayang-
               nya, hal itu tidak memperoleh dukungan yang memadai dari
               kementerian-kementerian lainnya. Juga tidak dari Presiden
               Susilo Bambang Yudhoyono sendiri yang telah menjanjikan
               agenda reforma agraria ini dalam visi dan misi pemerin-
               tahannya.
                   Program Pembaruan Agraria Nasional yang dirancang
               oleh kepemimpinan BPN terdahulu mensyaratkan kerja-
               sama lintas kementerian, setidaknya Kementerian Kehu-
               tanan dan Kementerian Pertanian. Namun, kerjasama ini
               tidak berjalan karena masing-masing badan pemerintahan
               memiliki dan terus memelihara “ego sektoral”, suatu kecen-
               derungan dari suatu badan pemerintah untuk hanya
               memenuhi kepentingan lembaga/sektornya sendiri-sendiri
               tanpa perduli dengan kepentingan lembaga/sektor lainnya.
               Yang juga tidak terjadi adalah upaya Presiden SBY untuk
               mengkoordinasikan dan mensinkronkan kepentingan yang
               berbeda-beda dari badan-badan pemerintah untuk menja-
               lankan Program Pembaruan Agraria tersebut.
                   Agenda redistribusi 8,15 juta hektar tanah-tanah negara
               yang berada dalam “Kawasan Hutan Negara” yang tergolong
               hutan produksi Konversi (HPK) yang terletak di 474 lokasi
               di 17 provinsi—tidak berjalan sama sekali. Menurut La-
               poran Persiapan Pelaksanaan PPAN BPN 2007, dari kese-
               luruhan Hutan Produksi Konversi (HPK) yang berjumlah
               22.140.199 ha, di dalamnya telah dikuasai oleh masyarakat
               lokal seluas 13.411.025 hektar, alias lebih dari 60 persen
               (Badan Pertanahan Nasional 2007: 56). BPN telah memi-
               liki detil data dan peta tanah seluas 8.15 juta hektar itu.
               Sayangnya, komunikasi dan koordinasi BPN dengan Ke-

                                                                  897
   939   940   941   942   943   944   945   946   947   948   949