Page 120 - Jogja-ku(dune Ora) didol: Manunggaling Penguasa dan Pengusaha Dalam Kebijakan Pembangunan Hotel di Yogyakarta
P. 120
2.000.000,- namun hanya satu kali saja pada awal pembangunan.
Sedangkan untuk setiap pengurusan RT dan RW juga mendapat uang
kompensasi sebagai pemasukan uang kas. Dalam rangka memenuhi
kebutuhan airnya, pihak hotel sendiri telah berjanji kepada warga
masyarakat untuk menggunakan air PDAM, namun warga juga tetap
khawatir jika suatu saat hotel tersebut beroperasi sumur-sumurnya
menjadi kering. Namun, selama ini dalam pelaksanaan pembangunan
pihak hotel tetap membuka komunikasi terhadap keluhan-keluhan
yang disampaikan oleh warga yang merasa terganggu.Kesediaan
menerima kompensasi atas dampak pembangunan yang diakibatkan
oleh pelaksanaan pembangunan hotel tersebut menandakan bahwa
masyarakat telah tunduk pada kepentingan pemilik modal, yang
justru dengan diam-diam akan mulai membatasi ruang gerak
masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
B. “IsƟmewanya” Hotel Dibalik Keringnya Sumur Warga
Meningkatnya area terbangun di wilayah perkotaan berdampak
pada berkurangnya kualitas dan kuantitas sumberdaya air. Faktor-
faktor yang diduga kuat terkait dengan penurunan kualitas air di
perkotaan yakni : (1) laju pertambahan dan perpindahan penduduk
perkotaan yang cukup tinggi mengakibatkan meningkatnya
kebutuhan air bersih serta meningkatnya polusi terhadap sumber-
sumber air bersih; (2) penggunaan lahan di perkotaan yang tidak
maka Dinas Perizinan belum bisa mengeluarkan IMB untuk hotel tersebut. Diakses
melalui: hƩ p://www.harianjogja.com/baca/2016/05/18/hotel-jogja-nekat-
bangun-tanpa-imb-hotel-senopaƟ -didenda-rp4-juta-2-720507 pada tanggal 01
Desember 2016, pukul 9.50 WIB
Dampak Dan Resistensi Atas Pembangunan Hotel 105