Page 141 - Jogja-ku(dune Ora) didol: Manunggaling Penguasa dan Pengusaha Dalam Kebijakan Pembangunan Hotel di Yogyakarta
P. 141
membuat warganya lebih bahagia, sehingga dengan sendirinya akan
meningkatkan vitalitasnya. Itu berarti kota yang nyaman, membuat
warganya dapat lebih produktif, dan warga yang bahagia tentu juga
dapat mengurangi tingkat kriminalitas.
C. Tantangan Pengendalian Pembangunan Hotel
Tantangan dalam rangka pengendalian pembangunan hotel
yakni bahwa pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah
untuk tanah perkotaan belum mempunyai regulasi yang kuat, yang
dapat membatasi secara mutlak perubahan pemanfaatan ruang yang
tidak sesuai dengan pemanfaatan ruangnya. Hal ini karena di Kota
Yogyakarta tidak mempunyai master plan tata ruang kota yang dapat
diakses oleh masyarakatnya secara langsung. Bahwa memang benar,
perencanaan tata ruang harus dinamis mengikuti perkembangan
zaman, namun seharusnya untuk lokasi tertentu khususnya titik-titik
(lokasi) dengan sumber air yang susah untuk dikelola, maupun untuk
perubahan pemanfaatan bangunan cagar budaya harus dibatasi secara
kuat, pembangunan yang akan terjadi di atasnya.
Tantangan pengendalian penguasaan tanah yang muncul, yakni
bahwa Kementerian ATR/BPN belum mempunyai pegangan regulasi
yang dapat membatasi luas maksimum dan jumlah tanah, baik untuk
perumahan maupun untuk pembangunan yang lain, yang dapat
dimiliki oleh satu keluarga maupun Badan Hukum di perkotaan. Hal
ini mengakibatkan tidak terkontrolnya peralihan hak atas tanah ke
tangan-tangan investor, baik yang digunakan untuk pembangunan
hotel maupun untuk keperluan investasi lainnya.
Tantangan terberat dari pengendalian pembangunan hotel yakni
selain belum adanya regulasi yang kuat yang dapat digunakan sebagai
pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah. Permasalahan
126 JOGJA-KU(DUNE ORA) DIDOL