Page 25 - Jogja-ku(dune Ora) didol: Manunggaling Penguasa dan Pengusaha Dalam Kebijakan Pembangunan Hotel di Yogyakarta
P. 25
Pada akhirnya rakyat kecil tergeser dari ruang hidupnya, sebagian
juga terampas hak-haknya.
Yang membuat permasalahan di Kota Yogyakarta ini menarik
karena di Kota Yogyakarta telah terjadi perubahan pemanfaatan
ruang yang sangat luar biasa dalam kurun waktu tahun 2012 sampai
dengan 2016, yang diikuti dengan reaksi berbagai organisasi non
kelembagaan yang berjuang melawan ketidakadilan tata ruang
tersebut. Terutama karena di Kota Yogyakarta masih terdapat Sultan
Grond (SG) dan Paku Alaman Grond (PAG), sehingga perubahan
penguasaan tanahnya dilakukan dengan mekanisme khusus.Lebih
menarik lagi, karena sampai saat ini belum ada satu pun peraturan
perundangan yang melarang penguasaan tanah khususnya non
pertanian yang melebihi batas maksimum diperkotaan.Untuk itu
perlu diupayakan suatu solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan
yang diakibatkan oleh pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah agar
mencapai keadilan bagi setiap warga yang tinggal didalamnya.
C. Tentang Buku ini
Untuk memudahkan pembaca, buku ini disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
Buku ini akan dibagi menjadi enam bab. Bab pertama berisi latar
belakang mengapa penelitian ini dilakukan. Penulis tertarik untuk
membahas lebih dalam tentang problematika yang dihadapi oleh
Kota Yogyakarta akibat masifnya pembangunan hotel yang terjadi di
Kota Yogyakarta, disertai ulasan tentang konflik pemanfaatan ruang
yang terjadi di perkotaan. Dilanjutkan tentang sistematika dalam
penulisan buku ini.
Bab kedua, berisi telaah pustaka terhadap pengendalian
perubahan ruang yang terjadi di Kota Yogyakarta, serta berisi
10 JOGJA-KU(DUNE ORA) DIDOL