Page 73 - Jogja-ku(dune Ora) didol: Manunggaling Penguasa dan Pengusaha Dalam Kebijakan Pembangunan Hotel di Yogyakarta
P. 73
borjuis yang datang untuk menikmati bincang sore di kafe atau taman
bermain yang dengan tiket sekali masuknya dapat digunakan untuk
makan satu keluarga miskin misalnya, yang justru dengan kehadiran
ruang publik namun “mahal” dan “tak terjamah” itu menjadikan
warga semakin terkotak-kotakkan.
Dampak dari pembangunan sendiri salah satunya yakni naiknya
harga tanah, tanah sebagai ruang hidup dan penghidupan perlahan
namun pasti berubah menjadi barang komoditas yang semakin
menarik untuk diperjualbelikan, bahkan nilainya pun cenderung
naik, tidak pernah turun. Akibat lebih lanjut lagi, masyarakat yang
mulai kehilangan atas hak-haknya atas ruang hidupnya, akan menjual
tanah tersebut kepada investor dengan harapan dapat membeli tanah
yang lebih luas di pinggiran kota. Maka terjadilah proses peminggiran
atas orang-orang yang dahulunya pernah tinggal lama di atas tanah
tersebut.
Semoga yang terjadi di Kota Yogyakarta adalah pembangunan
dan bukan peminggiran, karena sejatinya ruang kota adalah rumah
bagi masyarakatnya, yang ramah dan mudah dimasuki semua orang,
bukan bangunan-bangunan publik yang hanya segelintir orang saja
yang dapat menikmatinya. Kiranya dalam pembangunan juga harus
senantiasa mementingkan kesejahteraan dan keadilan tanah (ruang)
bagi masyarakat pada umumnya.
58 JOGJA-KU(DUNE ORA) DIDOL