Page 86 - Kartografi dan Visualisasi Data Pertanahan
P. 86

Sejumlah  faktor  tersebut  berpotensi  untuk  memberikan
                     informasi  geospasial  yang  tidak  tepat  dan  menurunkan
                     kualitas  peta.  Apabila  dalam  suatu  proses  pengambilan
                     kebijakan  didasarkan  pada  peta  yang  mengandung
                     kesalahan tersebut maka berpotensi munculnya kekeliruan
                     dalam pengambilan keputusan atau kebijakan.
               2)    Identifikasi bentuk kesalahan
                           Setelah  mengidentifikasi  sumber  kesalahan,  tahap
                     berikutnya  yaitu  mengidentifikasi  bentuk  kesalahan.
                     Sebagai  sebuah  media  komunikasi  yang  memberikan
                     informasi  geospasial,  bentuk-bentuk  kesalahan  pada  peta
                     yaitu:
                     a.  Kesalahan  pada  data  spasial.  Kesalahan  data  spasial
                         dapat  bersifat  abstrak  atau  bersifat  riil.  Kesalahan
                         spasial abstrak yaitu kesalahan yang terjadi di atas peta,
                         contohnya    salah   penggambaran     bentuk,   salah
                         penempatan  posisi,  obyek  yang  tidak  tergambarkan,
                         dan  lain  sebagainya.  Sedangkan  kesalahan  spasial  riil
                         yaitu  kesalahan  yang  terjadi  di  lapangan,  contohnya
                         salah  dalam  pengambilan  data  jarak,  terdapat  obyek
                         yang  tidak  terukur,  perubahan  kondisi  fisik  unsur
                         geografis, dan lain sebagainya.
                     b.  Kesalahan  pada  data  non-spasial.  Seperti  halnya
                         kesalahan  data  spasial,  kesalahan  data  non-spasial
                         dapat bersifat riil dan abstrak. Kesalahan yang bersifat
                         riil  misalnya  terdapat  data  yang  salah  atau  tidak
                         tercatat,  perubahan  data  di  lapangan,  dan  lain
                         sebagainya. Sedangkan kesalahan yang bersifat abstrak
                         misalnya kesalahan anotasi.
                     c.   Kesalahan  pada  elemen  penyusun  peta.  Kesalahan  ini
                         terjadi  karena  norma  atau  kaidah  kartografis  tidak
                         digunakan  sebagai  referensi  dalam  pembuatan  peta.
                         Misalnya tidak tergambarkannya sistem koordinat grid
                         peta maupun sistem koordinat geografis di muka peta,
                         kekeliruan dalam penggambaran inzet peta, keterangan
                         pada legenda yang tidak lengkap, dan lain sebagainya.


                                                                           69
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91