Page 87 - Kartografi dan Visualisasi Data Pertanahan
P. 87
3) Pengumpulan dan pengolahan data
Pekerjaan pengumpulan data di lapangan dan
dilanjutkan dengan pengolahan data dilakukan apabila
terdapat ketidaksesuaian data, baik data spasial maupun
data non-spasial, yang bersifat riil. Pengumpulan data
spasial dapat dilakukan dengan metode terestris,
ekstraterestris, fotogrametri, dan penginderaan jauh.
Sedangkan pengumpulan data non-spasial dapat dilakukan
dengan sensus, observasi, dan wawancara.
Di sisi lain, apabila kesalahan data yang terjadi
bersifat abstrak atau kesalahan terjadi pada elemen
penyusun peta maka perbaikan cukup dilakukan melalui
pengolahan kembali data-data yang telah tersedia dengan
memperhatikan norma atau kaidah kartografis yang
berlaku. Dengan kata lain, tidak dilakukan pengumpulan
data lapangan secara langsung. Pekerjaan lapangan dapat
dilakukan sebatas untuk ground check, dalam rangka
memverifikasi hasil pengolahan data.
Di dalam pelaksanaan perbaikan peta, terdapat beberapa
hal perlu dipertimbangkan yaitu:
1) Waktu pelaksanaan perbaikan peta. Revisi atau perbaikan
peta tergantung pada hal berikut:
a. Tingkat kecepatan perubahan kondisi wilayah
pemetaan. Terdapat sejumlah data geospasial di bumi
yang memiliki dinamika relatif cepat, antara lain data
cuaca, data rawan bencana, data pasien penyakit
menular, data pergerakan tanah, dan lain sebagainya.
Kecepatan perubahan data tersebut menuntut peta
yang mampu terus berubah dengan cepat mengikuti
kondisi terkini. Keberadaan peta yang up to date
tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan kebijakan yang tepat. Sebagai contoh peta
rawan bencana digunakan untuk penentuan jalur
evakuasi dan lokasi pengungsian.
b. Kegunaan atau tujuan pemetaan. Tujuan pemetaan
dapat mempengaruhi cepat lambatnya perbaikan peta.
70