Page 12 - MODUL PEMBUNUHAN
P. 12

URAIAN MATERI

                     A. Pengertian Takzir

                          Takzir disyariatkan oleh Islam sebagai salah satu bentuk perkara pidana atau
                     jarimah. Penetapan syariat  Islam terhadap sanksi takzir berfungsi  sebagai tindakan
                     edukatif  atau  bentuk  sanksi  pendidikan  terhadap  orang-orang  yang  melakkan  per-
                     buatan maksiat atau orang-orang yang melakukan pelanggaran terhadap aturan-aturan.
                     Tujuan pemberlakuan sanksi takzir sama dengan tujuan pemberlakuan jarimah hudud,
                     yaitu  agar  orang  yang  melakukan  tindak  pidana  atau  jarimah  jera  serta  tidak  mau
                     mengualnginya dan orang lain tidak mau meniru atau mengikuti perbuatan jarimah
                     orang itu.
                          Kata takzir berasal dari bahasa Arab ريزعت , kata dasarnya  ارزع     -     رزعي     –     رزع   .
                     Menurut  Ibnu  Faris,  kata  tersebut  terdiri  dari  tiga  huruf  ءارلاو  ءازلاو  نيعلا  yang
                     mempunyai  dua  pengertian.  Yang  pertama  berarti  رصَّنلاو  ميظعَّتلا  (pengagungan  dan
                     pertolongan),  dan  yang  kedua  berarti  برَّضلا  نم   ٌ سنج  (salah  satu  jenis  pukulan).
                     Sedangkan menurut Ibrahim Mustafa, dkk. berarti هناعأو هملا (mencegah dari kejahatan
                     dan menolongnya), dan juga berarti هدرو هعنم ءيشلا نعو (melarang dari sesuatu dan
                     mengembalikannya).  Selanjutnya  di  dalam  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia
                     dikemukanan bahwa takzir adalah hukuman yang dijatuhkan atas dasar kebijaksanaan
                     hakim terhadap pelanggaran yang tidak ada ketentuan sanksinya di dalam al-Qur'an
                     dan hadis.
                          Makna-makna kebahasaan tersebut dapat dilihat pemakaiannya di beberapa ayat,
                     misalnya dalam QS al-Fath/48: 9 berbunyi:
                        ❑◆◆                                 ❑⬧
                        ◼◆❑➔◆                                   ◼➔➔◆
                                  ◆          ⧫          ◼❑⬧➔◆
                           Supaya  kamu  sekalian  beriman  kepada  Allah  dan  Rasul-Nya,  menguatkan
                           (agama)Nya, membesarkan-Nya. dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan
                           petang.
                          Menurut istilah, takzir adalah tindak pidana yang tidak ditentukan sanksinya oleh
                     al-Qur'an maupun oleh hadis, misalnya tidak melaksanakan amanah, merampas harta,
                     menghina orang, menghina agama, menjadi saksi palsu, dan suap.
                          Dr.  Wahbah  al-Zuhailiy  memberi  definisi  takzir  sebagai  balasan  (hukuman)
                     syar’i  atas perbuatan maksiat  atau kejahatan yang tidak ada hadnya dan  tidak ada
                     kafarat, baik kejahatan/pelanggaran terhadap hak Allah seperti berbuka pada siang hari
                     bulan Ramadan tanpa uzur yang dibolehkan, meninggalkan salat, dan riba, maupun
                     pelanggaran  terhadap  hak-hak  manusia  seperti  menggauli  wanita  pada  selain  faraj
                     (vagina), mencuri yang tidak sampai nisabnya, menghianati amanat, memanggil orang
                     lain dengan panggilan tuduhan berbuat jahat seperti  memanggil dengan kata-kata  ’Hai
                     pencuri, Hai pezina, Hai penjahat’, dan lain-lain. Senada dengan al-Zuhailiy, Sayyid
                     Sabiq memberi definisi takzir sebagai tindakan edukatif terhadap prilaku perbuatan
                     dosa yang tidak ada sanksi had atau kafarat.






                                                                                                      2
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17