Page 41 - Pengantar Filsafat Umum
P. 41

FILSAFAT UMUM   31


             mustahil mengungkapkan hakikat manusia melalui intuisi, hingga perlu
             diambil jalan yang lebih induktif ketimbang deduktif. Semua pengertian
             dan kepastian berasal dari pengamatan terhadap tingkah laku dan introspeksi
             tentang proses-proses psikologis.
                 Berbeda dari Descartes yang kerap menekankan skeptisisme
             sebagai dasar pokok pemahaman yang benar, Hume berpendapat bahwa
             sikap obyektif dan tanpa prasangkayang menjadi syarat mutlaknya.  Satu-
             satunya sumber segala pemahaman filosofis ialah pengalaman inderawi
             (empiris). Metode Hume bergerak dari yang sederhana ke yang kompleks.
             Dengan kata lain, pemahaman bertolak dari pengalaman nyata menuju
             ke pengertian abstraksi. Ini tentu semacam pemikiran induktif. Sejalan
             dengan ini, maka langkah pertama adalah menghimpun hasil observasi
             inderawi atau introspeksi psikologis. Pengalaman dan pencerapan ini
             menghasilkan suatu impressi (kesan) yang kuat. Dari impressi itu dibentuk
             ide yang sederhana. Selalu ada korespondensi antara impressi dan ide
             itu. Ide bertempat dalam imajinasi dan dirumuskan dalam definisi. Dengan
             metode ini, Hume menguraikan bermacam-macam impressi dan ide.
                 Dari ide-ide yang berasal dari impressi diwujudkan dan dikombinasi-
             kan ide-ide yang lebih kompleks oleh imajinasi sejalan dengan hukum
             asosiasi. Hubungan asosiatif ini bisa berupa kesamaan, kedekatan dan
             kausalitas. Ketiga sifat itu, menurut Hume, merupakan relasi alami.
             Kecuali itu, ada tujuan relasi ‘filosofis’, yang memungkinkan merelasikan
             berbagai ide, yaitu keserupaan, identitas, waktu dan tempat, proporsi
             kuantitas, derajat kualitas, pertentangan dan penyebaban.
                 Semua hal ini berjalan sebagai proses yang progressif. Proses ini
             harus bisa juga dibalik (reduktif) untuk menyisihkan ide-ide hayalan atau
             konsep kosong. Ini berarti bahwa harus diuji apakah ide-ide kompleks
             dapat dikembalikan kepada ide-ide kompleks dapat dikembalikan kepada
             ide-ide prima yang mendasarinya. Seluruh proses ini merupakan eksperimen
             untuk mendapatkan pemahaman yang kuat dan pengetahuan yang benar.
             Jika suatu istilah tidak terbukti menyajikan ide yang dapat dianalisa
             menjadi komponen-komponen sederhana, atau jika ide-ide simple itu
             tidak terbukti sesuai dengan suatu impressi yang dapat dialami, maka
             istilah, ide dan konsep itu tidak mempunyai arti yang dapat dipegangi.
             Jadi, harus disisihkan dan dipotong, seperti dipotongnya bagian-bagian
             yang tidak perlu dengan pisau cukur. Ini sebabnya, pengujian ini disebut
             juga “Hume’s Razor” (pisau cukurnya Hume).
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46