Page 42 - Pengantar Filsafat Umum
P. 42

32     FILSAFAT UMUM


                  Dengan metode tersebut, dapat disusun suatu filsafat yang dapat
             dipertanggung jawabkan. Tetapi, karena ketatnya pengujian, maka
             yang bisa diterima hanya sangat sedikit. Itu sebabnya Hume menga-
             takan bahwa filsafat moral bisa dan biasa didasarkan atas kepercayaan
             (belief) dan perasaaan (feeling). Metode Hume ini didukung oleh Thomas
             Hobbes, John Locke dan Berkeley.


             6. Metode Transendental

                  Metode ini juga sering dijuluki ‘neo-skolastik.’ Immanuel Kant
             (1724-1804) merupakan pelopor metode ini. Pemikiran Kant merupakan
             pelopor metode ini. Pemikiran Kant merupakan titik-tolak periode baru
             bagi filsafat Barat. Ia mendamaikan dua aliran yang berseberangan:
             rasionalisme dan empirisme. Dari satu segi, ia mempertahankan obyektivitas,
             univesalitas dan keniscayaan pengertian. Dari segi lain, ia menerima
             pendapat bahwa pengertian berasal dari fenomena yang tidak dapat
             melampaui batas-batasnya.
                  Sebagai titik tolak, Kant menerima adanya pengertian tertentu
             yang obyektif. Metodenya merupakan analisa kriteria logis mengenai
             pengertian dasar tersebut. Analisa ini dapat dibedakan dari bermacam-
             macam analisa lain. Analisa lain itu mencakup analisa psikologis, analisa
             ontologis dan analisa kriteriologis. Sama dengan kebanyakan filsafat
             lain, Kant memulai dengan meragukan segala sesuatu, terutama pema-
             haman yang didasarkan atas alasan metafisika. Sebab menurutnya
             bahwa metafisika tidak pernah menemukan metode ilmiah yang pasti.
             Tetapi berbeda dengan filosof-filosof sebelumnya, Kant menempatkan
             kebenaran bukan pada konsep tunggal, tetapi dalam pernyataan dan
             kesimpulan lengkap. Ia membedakan dua jenis pengertian:
             a. Pengertian analistis yang selalu bersifat apriori, misalnya dalam ilmu
                 pasti;
             b. Pengertian sintesis. Pengertian ini dibagi menjadi dua yakni aposteriori
                 singular yang dasar kebenarannya pengalaman subyektif seperti
                 ungkapan ‘saya merasa panas’, dan apriori yang merupakan pengertian
                 universal dan pasti seperti ungkapan ‘sekarang hawa panas 100 derajat
                 Celcius”.

                  Kant menerima nilai obyektif ilmu-ilmu positif, sebab terbukti telah
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47