Page 48 - Modul Ajar - Pengembangan Kepribadian
P. 48
Seperti diuraikan bahwa citra diri itu menunjukan kepribadian kita yang sebenarnya
yang dilihat oleh orang lain, bukan berdasarkan penilaian kita sendiri. Walaupun
penilaian ini secara subyektif, tanpa mempertimbangkan kenyataan yang ada maka hal
itu dapat dirubah. Jadi penilaian atas citra diri ini hanya berdasarkan perasaan kita
sendiri saja, pada hal sesungguhnya lain dari itu. Oleh karena itu sulit diidentifikasi
untuk melakukan perubahan, apa lagi hanya merupakan reaksi emosional belaka. Perlu
dibuat daftar hal-hal positif pada diri kita dan daftar hal-hal negatif yang kita miliki.
Secara sadar dan jujur mengakui kekurangan maupun kelemahan kita, sehingga tepat
mengambil solusinya. Kita menilai diri kita secara subyektif mungkin bukan lagi
berdasarkan perasaan kita. Banyak orang tidak sadar atas citra diri ini bermanfaat
dalam pergaulan sosial sehari-hari karena merupakan kepribadian kita yang
sebenarnya. Tetapi ada pula orang yang menilai diri secara berlebihan sehingga
kelihatan seperti orang sombong, angkuh atau merasa pintar pada hal sebaliknya. Cara
penilaian diatas dapat menemukan kepribadian kita secara obyektif walaupun menurut
perasaan kita tidak sesuai atau berbeda dengannya. Dengan kepribadian yang baik kita
mempunyai karakter yang pasti dan berguna dalam kehidupan sehari-hari. Orang lain
akan cepat mengetahui sifat maupun keadaan kita sehingga mudah ditebak oleh orang
lain. Orang demikian dikatakan mempunyai prinsip hidup atau karakter yang kuat
sehingga bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.
13. Membangun Citra Diri
Citra diri merupakan salah satu unsur penting untuk menunjukan siapa diri kita
sebenarnya. Ia juga merupakan konsep diri tentang individu (Maxwell Maltz dalam
Ranjit Singh Malhi,2005, Enhancing Personal Quality). Citra diri seseorang terbentuk
dari perjalanan pengalaman masa lalu, keberhasilan dan kegagalan, pengetahuan yang
dimilikinya, dan bagaimana orang lain telah menilainya secara obyektif. Kita sering
melihat diri kita seperti orang lain melihat kita.
Menurut Mahali (2005),riset menunjukan bahwa kepribadian kita merupakan
manifestasi sisi luar dari citra diri kita. Semua kegiatan dan perasaan selalu taatasas
dengan hal itu. Ia semacam pilot dan sistem bimbingan otomatis yang mengendalikan
dan memprogramkan kita apakah akan berhasil atau gagal mencapai tujuan tertentu.
38