Page 113 - Ayah - Andrea Hirata
P. 113

100 ~ Andrea Hirata


          agak terlambat, tetapi tak apa-apa. Lagu itu amat syahdu di

          bagian depan, Sabari menyanyikannya dengan gaya campur-
          an orang berdoa, menggerutu, dan beserdawa.
              Lolos dari bagian depan, Sabari bersiap-siap masuk ke
          bagian  yang  paling  dramatis,  reffrain. Diambilnya  ancang-
          ancang, digenggamnya tangannya kuat-kuat, lalu  dilolong-

          kannya trulyyy .... Suaranya berubah dari orang menggerutu
          menjadi anjing melolong  melihat iblis. Dia begitu  terpaku
          pada usaha kerasnya mencapai nada tinggi, yang kenyataan-
          nya dia tak sampai, yang berakibat nyanyiannya kacau balau.
          Musik ke selatan, suaranya ke utara. Para pendengar terpana
          kalau tak tertawa. Tukang nasi goreng menghentikan goreng-
          annya, penjaga malam ternganga mulutnya, para penjaga
          toko prihatin, para pengunjung warung kopi terpingkal-ping-

          kal.
              Celaka bagi Sabari sebab lagu “Truly” mengandung
          dua tingkat reffrain, modulasi, tingkat kedua lebih tinggi lagi.
          Kejam sekali. Tak tahu apa yang ada dalam pikiran Mister
          Ritchie. Menghadapi tingkat kedua itu, Sabari mengumpul-

          kan tenaga dalam lalu ngegas sejadi-jadinya. Suara anjing
          melolong berubah menjadi  kucing  kena cekik.  Peserta lain
          yang tengah mengantre dan para pendengar, termasuk Ukun,
          Tamat, Toharun, Zuraida, dan Izmi, terbahak-bahak sambil
          memegangi perut mereka.
              Tanpa tahu bagaimana lagu itu telah dimulai, tahu-tahu
          lagu itu sudah selesai. Sabari bernyanyi dengan awal seolah
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118