Page 315 - Ayah - Andrea Hirata
P. 315

302 ~ Andrea Hirata


              Sering dia berpikir motor BSA-nya rusak, bensinnya ha-

          bis, bannya kempes sehingga dia tak pergi ke toko obat itu,
          dan sekarang masih berleha-leha bersama Lena dan Zorro.
          Oh, Zorro, betapa Jon rindu kepada anak tirinya yang tam-
          pan, pintar, dan amat baik itu.
              Atau, boleh pula motor BSA yang sangat hebat itu dicuri

          orang sekalian sehingga sore itu dia tak pergi ke toko obat,
          atau perusahaan yang membuat aspirin gulung tikar sehingga
          di dunia ini tidak ada lagi aspirin. Atau, sakit pening kepala
          telah punah, macam sakit cacar. Manusia tidak lagi menga-
          lami pening. Dengan begitu Jon tak pernah berjumpa dengan
          wanita bohai itu. Namun, yang terjadi adalah dia ke toko obat
          dan tahu-tahu sekarang tak punya bini.
              Berupa-rupa  skenario tentang toko obat, aspirin, dan

          motor BSA berputar-putar dalam kepala Jon, menyiksanya
          pagi, siang, sore, dan malam. Tidak realistis tentu saja. Jon
          mendekam dalam rumah kotor dengan lampu yang remang,
          pintu dan jendela tak pernah dibuka. Tak tahu apa yang dila-
          kukannya di dalam rumah. Tragis, seseorang yang amat po-

          puler, flamboyan, selebritas lokal yang bangga akan kawan
          yang banyak, menjadi seseorang  yang hidup sendiri hanya
          berkawan sepi. Jika mendengar suara anak-anak tetangga ri-
          but sedikit saja, Jon berteriak:
              “Jangan ribuuuuuut!!! Pergi sana!”
              “Hantuuuuuu ...,” jerit anak-anak itu semburat kabur
          ketakutan.
   310   311   312   313   314   315   316   317   318   319   320