Page 318 - Ayah - Andrea Hirata
P. 318
Ayah ~ 305
seakan dapat memanggul gunung. Kalau kau memandang langit-langit-
nya, rasanya angkasa terbelah dan kau berubah menjadi sebutir pasir.
Begitulah kata Ukun. Tamat menyambung,
Suasana shalat Jumat di masjid ini tak dapat dilukiskan dengan
kata-kata. Saat engkau shalat rasanya ribuan malaikat menungguimu.
Suara muazin merdu sekali.
Begitu megah, begitu agung masjid ini sehingga kuakui semua do-
saku, yang terkecil sekalipun.
Zuraida terharu.
Sabari juga mendapat kiriman surat dari Ukun dan Ta-
mat, disertai foto dan sebuah pengakuan bahwa surat-surat
dari Juliet-mu untuk Sabari di majalah dinding SMA dulu se-
benarnya bukan buatan Lena, melainkan buatan Ukun dan
Tamat sendiri, pakai mesin tik Olympic yang mereka pinjam
dari juru tulis kantor desa. Begitu pula lagu “Truly” yang di-
nyanyikan Sabari di radio seperti kucing kena cekik itu. Se-
sungguhnya lagu itu bukan lagu kesayangan Lena, semuanya
rekayasa Ukun dan Tamat.

