Page 316 - Ayah - Andrea Hirata
P. 316
Ayah ~ 303
Kalau ada tamu berkunjung, mengetuk pintu, Jon
muntab.
“Tak terima tamu!!!” Karena, Jon malas berjumpa de-
ngan manusia.
Setelah merapat di Pelabuhan Kayu Arang, Bangka, nakhoda
kapal ternak yang ditumpangi Tamat dan Ukun bertanya tu-
juan mereka berikutnya.
“Aceh, Pak,” jawab Tamat.
Ukun terkejut. “Baiklah, Kawan, selamat jalan.” Mere-
ka bersalaman. “Setahuku tujuan kita adalah Medan, sesuai
surat terakhir Lena.”
“Ikut saja.”
“Ikut apanya?! Aceh tak ada dalam rencana kita! Tak
pernah ada surat Lena dari Aceh!” Ukun jengkel.
“Aku ketua perjalanan ini, aku tahu apa yang kulakukan.
Lena bisa saja ada di Tanjung Karang, Palembang, Bengkulu,
Medan. Lebih baik kita ke utara dulu baru turun ke selatan
karena turun lebih gampang daripada naik. Ingat, aku navi-
gator, kau juru bicara, tapi sekarang tutup mulutmu, tumbi-
tumbi!”
Maka, dari Pelabuhan Kayu Arang mereka naik kapal
kayu menuju Pelabuhan Tangga Buntung di Palembang, dari

