Page 311 - Ayah - Andrea Hirata
P. 311

Kapal Ternak















          SORE  itu, sehari sebelum berangkat, Ukun, Tamat, dan
          Zuraida mencari Sabari di platform pasar ikan. Mereka me-
          nyusuri lorong pasar yang sempit dan berliku-liku. Sepi, ku-
          cing-kucing pasar mengeong panjang dan anjing-anjing pa-
          sar  menyalak.  Mereka ngeri membayangkan setiap malam
          Sabari tidur di sana.
              “Sabari, Sabari!” Berkali-kali mereka memanggil, Sa-

          bari tak muncul-muncul.
              Sebenarnya, sejak mereka masuk gerbang pasar  ikan
          tadi Sabari telah melihat mereka dari kejauhan. Cepat-cepat
          dia bersembunyi di balik peti es.
              “Boi, kemarilah. Aku dan Tamat mau pamit.”
              Pamit? Mau ke mana? Sabari keluar dari persembunyian

          dan berjalan ke arah Ukun, Tamat, dan Zuraida.
              Alangkah terkejut mereka melihat Sabari. Sepintas me-
          reka tak lagi mengenalinya. Badannya kurus melengkung
   306   307   308   309   310   311   312   313   314   315   316