Page 308 - Ayah - Andrea Hirata
P. 308

Ayah ~ 295


            dahinya. Dia menoleh kepada Delemot, Delemot mengang-

            kat bahu gemuknya. Tamat mencibirnya.
                 Ukun jengkel. Dia berpikir keras, tetapi tiba-tiba terse-
            nyum lebar karena dia tahu jawabannya. Kalau ngayau bahasa
            Indonesia-nya jalan-jalan, boleh jadi ketumbi bahasa Indonesia-
            nya .... “Tumbi-tumbi!” jawabnya lantang.






            Komunikasi dianggap penting oleh Tamat sebab nanti mere-

            ka akan bertemu dengan orang-orang dari berbagai daerah.
            Oleh karena itu, kemampuan berbahasa Indonesia Ukun ha-
            rus ditingkatkan. Mereka menghadap Bu Norma, guru Baha-
            sa Indonesia sekaligus wali kelas mereka di SMA dulu, yang
            galak tetapi disayangi.
                 “Jadi, kalian mau mencari Lena dan Zorro, agar Sabari
            tidak jadi orang sinting? Itu baru namanya kawan, sungguh
            mulia!”
                 Bu Norma senang bukan kepalang karena Ukun mau
            belajar bahasa Indonesia. Bersemangat dia.
                 “Terdapat puluhan ribu bahasa daerah. Puluhan ribu,
            dapatkah kau bayangkan itu! Barangkali  bahasa terbanyak

            di dunia ini ada di Indonesia. Konon, di beberapa daerah di
            Sumatra, di kampung yang bersebelahan saja, orang bisa tak
            mengerti bahasa masing-masing. Lihat betapa kayanya baha-
            sa di negeri kita ini. Jelajahi Sumatra, Boi, simak orang berbi-
            cara, kau akan bergelimang kesenangan kata-kata.”
   303   304   305   306   307   308   309   310   311   312   313