Page 305 - Ayah - Andrea Hirata
P. 305

292 ~ Andrea Hirata


          gal, sesekali menyerobot naik panggung, berduet menyanyi-

          kan lagu “Terajana”, kerap pula menggoda-goda biduanita,
          tetapi tak ada pasal-pasal yang mereka langgar. Mereka ada-
          lah warga republik yang produktif.
              Dengan senang hati pula Pak Camat memberi catatan
          yang baik tentang mereka. Surat keterangan dari Pak RT, Ke-

          pala Desa, dan Pak Camat diperlukan sebagai lampiran untuk
          membuat SKKB (surat keterangan kelakuan baik) dari pihak
          yang berwenang mengawasi kelakuan warga. Ajun Inspektur
          Agung Novrianto meneken SKKB mereka tanpa ragu.
              Usai membuat SKKB, Tamat terpikir untuk sekalian
          membuat KK (kartu keluarga). Sehingga, jika terjadi apa-apa
          di jalan nanti, identitas mereka jelas bahwa mereka anak dari
          ayah dan ibu siapa, adik dan abang dari siapa saja. Lalu, dia

          terpikir lagi untuk membuat surat wasiat. Sebuah usul yang
          sempat dipertanyakan Ukun.
              “Nasib manusia siapa tahu! Kalau ada apa-apa di jalan,
          kau dan aku tewas, atau hilang, tenggelam, menjadi korban
          kejahatan, diculik, mati kelaparan. Bagaimana nasib harta-

          benda kita?! Boleh jadi peninggalan kita menimbulkan keri-
          butan yang berlarut-larut dalam keluarga karena mereka be-
          rebut! Risiko besar keluarga pecah kongsi bisa terjadi hanya
          lantaran kau malas membuat selembar surat wasiat!”
              Untuk kali kesekian, Ukun mati kutu disekak Tamat. Dia
          tak berkutik sebab rengking Tamat memang lebih tinggi dari-
          pada rengking-nya.
   300   301   302   303   304   305   306   307   308   309   310