Page 301 - Ayah - Andrea Hirata
P. 301

288 ~ Andrea Hirata


              Zurai terpana karena dia memang mau mengatakan se-

          mua itu. Tamat menembak lagi.
              “Begini-begini, aku ini pernah jadi relawan penyuluh
          KB, Boi, jadi aku tahu cara menjawab, dan tahu cara berta-
          nya.” Apa hubungan semua itu?
              Bagaimana Tamat bisa menduga dia tahu soal Lena?

          Dia dan Lena telah membuat janji besi untuk merahasiakan
          keberadaan Lena. Yang tahu hanya Zurai, Lena sendiri, Tu-
          han Yang Maha Esa, dan seseorang berkopiah, tetapi dia ber-
          ada di dalam prangko surat-surat Lena.
              Dengan seringai menyebalkan, Tamat menyalak lagi.
              “Tentu kau mau bertanya dari mana aku tahu bahwa
          kau tahu soal Lena, bukan?”
              “Iya, Boi.” Zurai tak berkutik karena semua hal yang

          ada dalam kepalanya terbaca oleh Tamat.
              “Baiklah,  kujelaskan  kepadamu.” Tamat menghirup
          kopi, lalu berkisah.
              “Begini, aku punya pak cik, dia nelayan di Selat Nasik,
          tukang cari ketam tuli tepatnya. Dia punya istri orang Gual,

          namanya Dinot. Akibat hubungan dengan pak cik-ku itu, ten-
          tu istrinya itu bisa kupanggil Mak Cik Dinot. Mak Cik Di-
          not itu adik bungsu dari Ngamot. Mereka hanya dua sauda-
          ra. Karena Mak Cik Dinot kawin dengan pak cik-ku, maka
          bolehlah  kupanggil  Ngamot dengan panggilan  Mak Long
          Ngamot. Sebab Ngamot adalah  anak  tertua.  Tentu karena
          Dinot dan Ngamot hanya dua saudara, bukan? Maka, yang
   296   297   298   299   300   301   302   303   304   305   306