Page 321 - Ayah - Andrea Hirata
P. 321
308 ~ Andrea Hirata
“Jawab! Kalau tidak, peluru senapan angin akan berde-
sing-desing.”
Bisik-bisik lagi di luar, lalu diam lagi.
“Kuhitung sampai tiga!”
Di luar terdengar orang bertengkar.
“Satu!”
Tak ada respons.
“Dua!”
Jon siap keluar dari balik lemari, lalu menembak ber-
tubi-tubi. Situasi kritis, tetapi tiba-tiba terdengar suara yang
lembut.
“Wahai Saudara JonPijareli, pertama-tama, atas perke-
nan Saudara, sudilah kiranya menerima perkenalan dari saya.
Nama saya Ukun, saya bertandang ke sini bersama mitra
saya. Manakala Saudara berkenan, saya bermaksud menge-
nalkan nama mitra saya ini.”
Jon terpana. Tak pernah dia mendengar orang bicara
seajaib itu. Siapakah orang-orang itu? Namun, suara itu bersaha-
bat sehingga Jon menurunkan moncong senapan.
“Apakah kalian dari asuransi?!”
Terdengar pertengkaran kecil lagi di luar. Jon mengintip.
Dari kaca yang buram dia melihat bayangan dua orang, salah
seorangnya membuka-buka buku yang tebal.
“Maaf, dengan perkenan Saudara, bukan, kami bukan-
lah dari daerah sini.”
Jon bingung.

