Page 325 - Ayah - Andrea Hirata
P. 325

312 ~ Andrea Hirata


              “Dan, kalian memecahkan tabungan dari susah payah

          bekerja bertahun-tahun, untuk perjalanan mencari Lena dan
          Zorro, demi kawan kalian yang bernama Sabar Menanti itu?”
              “Ya, Bang,” jawab Tamat ringan, seakan semua itu bu-

          kanlah masalah. Jon tercenung. Dia takjub di satu sisi dan ter-
          haru di sisi lain.
              “Maaf, kiranya berkenan saya bertanya, pernahkah
          Saudara JonPijareli ke Belitong? Manakala pernah, bilama-
          nakah?” Ukun bertanya.

              “Oh, tentu, aku pernah main musik di Pangkal Pinang.”
              Tamat dan Ukun saling pandang, Ukun bicara.
              “Maaf Saudara Jon, kiranya Pangkal Pinang berada di

          Pulau Bangka. Kalau kita telaah peta secara saksama, akan
          tampaklah bahwa Pulau Bangka bertetangga dengan Pulau
          Belitong. Namun, usahlah risau, tak terbilang  banyaknya
          orang yang menyangka telah ke Pulau Belitong, tapi sesung-
          guhnya mereka ke Pulau Bangka. Karena, kedua pulau itu

          sama-sama memiliki pantai-pantai nan elok. Mereka ke Pan-
          tai  Parai,  mereka  sebut ke Belitong, padahal  pantai  itu di
          Bangka. Pantai Tanjong Tinggi nan indah tak terperi, itu ada

          di Pulau Belitong. Maaf beribu ampun, boleh jadi waktu SD
          dulu, nilai rapor Saudara Jon untuk Ilmu Bumi dapat 4. Aih,
          janganlah berkecil hati, nilai Ilmu Bumi saya pun sering 4,
          paling pol 5. Sama merahnya dengan Saudara Jon. Daripada
          saya pun, sampai sekarang masih sering terkacaukan antara
   320   321   322   323   324   325   326   327   328   329   330