Page 38 - Ayah - Andrea Hirata
P. 38

Ayah ~ 25


            tombol on-off. Amiru cepat-cepat menutup telinga dengan ta-

            ngan karena tahu eksperimen itu akan gagal dan radio akan
            menguing. Benar saja. Dia tersenyum sebab teorinya benar.
            Amirza kecewa, diputar-putarnya tombol tuning, srasak, srosok,
            srasak, srosok, bbbrbrbtttt ... brrrhhh .... Diputarnya lagi, ngiiiiiinggg
            ... bunyi berdenging panjang, nyaring, dan sangat menggang-

            gu. Diputarnya lagi, srosok, bbrbrbttttbhhh ... brrrhhhbbb ... ngu-
            iiiiiiiiinggg, gagal total. Amirza terhenyak pasrah di atas kursi
            rotan. Amiru terpingkal-pingkal di dalam  hati, tetapi seko-
            nyong-konyong terdengar musik yang rancak dan lagu yang
            indah volareee ... o ... o ... volare o o o ... gembira, lantang, tanpa
            kemerosok sedikit pun. Tak pernah sebelumnya terdengar su-
            ara sebersih itu dari radio tua itu.
                 Amirza  terpana, ditatapnya radio itu seperti menatap

            benda  ajaib.  Ibu  Amiru  yang tengah  berbaring di  kamar
            bangkit karena mendengar sebuah lagu melantun dengan jer-
            nih. Apakah Amirza baru membeli tape? katanya dalam hati. Dia
            melangkah menuju ruang tengah, dari ambang pintu kamar
            dilihatnya Amirza dan Amiru terpaku di depan radio. Mu-

            lut Amirza komat-kamit, diputarnya lehernya pelan-pelan ke
            arah Amiru, yang berdiri tertegun di situ macam orang kena
            tenung.
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43