Page 44 - Wisata Kuliner
P. 44
misalnya Kebun Raya Cibodas Bandung dianggap lebih baik
dari pada Kebun Raya Eka Karya Bali.
3. Persepsi yang terbentuk dari pengamatan langsung dan ini
paling penting karena hal ini merupakan latar belakang yang
diperoleh seseorang dari pengamatan sebuah situasi secara
langsung.
Dalam konteks pembangunan Agro wisata, persepsi diha-
rapkan terbentuk dari pengamatan atas atribut yang dimiliki oleh
sebuah Agro wisata atau wilayah secara langsung melalui kelima
indera wisatawan, yaitu penglihatan, penciuman, peraba, perasa,
dan pendengaran wisatawan yang berkunjung. Persepsi wisata-
wan terhadap atribut objek wisata agro merupakan pandangan
wisatawan berdasarkan atribut-atribut yang ditawarkan oleh
sebuah objek wisata agro. Persepsi positif akan mendorong
wisatawan untuk mengunjungi suatu objek wisata agro, sedang-
kan persepsi negatif akan mendorong wisatawan untuk tidak
mengunjungi suatu objek wisata agro tersebut.
1. Motivasi Wisatawan untuk Berwisata
Menurut Sharpley, 1994 dan Wahab, 1975 (in Pitana, 2005:
58) menekankan, motivasi merupakan hal yang sangat men-
dasar dalam studi tentang wisatawan dan pariwisata, karena
motivasi merupakan “Trigger” dari proses perjalanan wisata,
walau motivasi ini acapkali tidak disadari secara penuh oleh
wisatawan itu sendiri. Pada dasarnya seseorang melakukan
perjalanan dimotivasi oleh beberapa hal, motivasi-motivasi
tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar
sebagai berikut:
a. Physical or physiological motivation
Motivasi yang bersifat fisik antara lain untuk relaksasi,
kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi dalam kegiatan
olahraga, bersantai dan sebagainya.
b. Cultural motivation
Keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi dan
kesenian daerah lain.
c. Social or interpersonal motivation
36 | Buku Wisata Kuliner

