Page 15 - Al Qaul As Sadiid Buku Khutbah M Dimyati
P. 15

Seorang  kepala  rumah  tangga  yang  setiap  hari  memberikan
          nafkah  pada  anak  isterinya,  dia  telah  melakukan  kewajiban
          tetapi ketika dia tidak meniatkannya ikhlas karena Allah dia
          tidak memperoleh pahala sama sekali.
          Seorang    ibu  rumah  tangga  yang  mengurus  rumah  tangga,
          mencuci piring, memasak nasi, membersihkan rumah, dapur,
          merapikan  halaman  rumahnya,  amal  ini  seandainya  tidak
          disertai  dengan  niat,  terlaksana,  akan  tetapi  tidak  akan
          memperoleh pahala dari Allah subhanahu wa ta‟ala.
          Seorang  ibu  yang  memiliki  anak  kecil  yang  sering  begadang
          karena  anak-nya,  yang  selalu  di  malam  hari  bangun  untuk
          mengganti  popok  anaknya,  mengurus  bayi  dari  kecil  sampai
          dia besar, amal ini jika tidak disertai dengan niat terlaksana,
          akan tetapi ibu itu tidak memperoleh pahala sama sekali dari
          Allah subhanahu wa ta‟ala.
          Orang  yang  menghadiri  majelis  ilmu  tanpa  niat  yang  ikhlas
          karena  Allah  terlaksana  amalnya,  tetapi  tidak  memperoleh
          pahala dari Allah.
          Orang  yang  mengajarkan  ilmu  agama,  menyampaikan
          ceramah  agama  tanpa  niat  yang  ikhlas  amalnya  terlaksana,
          tetapi  tidak  memperoleh  pahala  dari  Allah  subhanahu  wa
          ta‟ala.
          Oleh  karenanya,  niat  yang  ikhlas  ini  begitu  penting  untuk
          selalu  kita  hadirkan  dalam  setiap  permulaan  amal  ibadah
          kita, baginda Rasulullah shallallahu „alayhi wa sallam pernah
          mengingatkan dalam sebuah hadits :
                    )     ّ يراخحمإ ٍإور    (    ةَكَد َ ص ُل ييَِف  َ َ  ِ  َ َ  ِ  َ  َّ ُ    إ   َذ   َأ إ   ْه   َف  َ ق     رمإ   خ  ُل     َػ   لى   َأ   ُْ  ِ لِ     و  ُُ   و     ْ َ ي   َد    س  ُ بُ ا
                             ٌ
                                   َ
                                      ِ
                                                                         ّ
            Ketika seorang kepala rumah tangga, seorang bapak menafkahi
                                    ِ
           anak dan isterinya, “ا ُ بُ سَدْ َ ي    و  ُُ   و    َ َ  ” karena ia meminta mencari pahala
                                  َ
              dari Allah subhanahu wa ta‟ala, maka sama saja itu bernilai
                 sedekah kepada orang fakir yang bukan keluarganya.
          Dalam hadits lain baginda Rasulullah shallallahu „alayhi  wa
          sallam  menjelaskan  bahwa  ketika  seseorang  pergi  dari
          rumahnya       menuju      masjid      untuk     melakukan        shalat
          berjama‟ah, Jum‟at dan lainnya hendaklah dia membaca doa:




                                                                                 15
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20