Page 38 - Al Qaul As Sadiid Buku Khutbah M Dimyati
P. 38

kehidupan dunia ini, untuk kepentingan, untuk kita gunakan
          dalam kehidupan akhirat kita kelak dan sebaik-baik bekal itu
          adalah  taqwallah;  bertakwa  kepada  Allah  subhanahu  wa
          ta‟ala.
          Sangat jelas perintah untuk muhasabah dalam ayat ini diapit
          oleh perintah untuk bertaqwa yang disebut dua kali sekaligus

                               ﴾
          dalam  satu  ayat:  َالله إوُل ـ   َّثإ إوٌَُمإء  َنٍِ َّ َّإ   ﴿  ه ي     هًََأ   ـ اَِ    “Wahai  orang-orang  yang
                                           ه

                                                      ِ
                                                   ﴾
                                                                َ
          beriman  bertaqwalah  kepada  Allah”,   ٍ دـم  ْ تَمَّدَكاَّم      ٌ سْفه   ْ  ْ  َ ﴿   َذمو   ـ   ْي ر ُ ظ    Perintah
                                                     َ
          untuk  muhasabah,  kemudian  diulangi  lagi  perintah  untuk
                     ﴾
                              ﴿
                           َّ
          bertaqwa   َالله إوُلثإو  “Hendaklah kalian semuanya bertaqwa kepada
                            َ

                        ﴾
                            ُ
          Allah  ta‟ala”  َ ن   وومْؼَث   ـ   ر   امِت    ِِدَخ  َالله   ﴿ َّنإ   “Sesungguhnya  Allah  ta‟ala  maha
                                   ْ ٌ َ
                           ْ َ
                                           ّ
          mengetahui setiap amal perbuatan yang kalian lakukan”.
          Oleh  karenanya  taqwallah,  ini  adalah  tujuan  dari  kita
          melakukan  muhasabah,  kita  ingin  melakukan  muhasabah,
          berintrospeksi  dalam  rangka  berupaya  untuk  betul-betul
          mencapai  derajat  muttaqin,  betul-betul  melaksanakan  takwa
          kepada  Allah  subhanahu  wa  ta‟ala  melaksanakan  semua
          kewajiban-kewajiban         dan     menjahui       semua      larangan-
          larangan,  karena  itu  adalah  bekal  yang  paling  bermanfaat
          bagi kita kelak untuk kehidupan akhirat kita.
          Kita diingatkan oleh para sahabat rodhiyallohu ta‟ala „anhum,
          sahabat Umar ibnu al-Khaththab pernah mengatakan :
                                                                     ِ َ
                                                            ْ ُ
                                  ْ ُ
                                                    ُ
                          ُ   و ،إ
                         ُهَزوث  ْ نَأ َلدَك كُسُفْهَأ وُهِزو ،إوح ساَتُ  ْ نَأ َلدَك كُسُفْهَأ إوح ساح
                                ْ
                                                                   ْ ُ
                                    َ
                                                               َ
                                         ْ َ ْ ُ َ
                         ْ ْ
                                                          ْ
                                                 ْ
                                                          ْ ِ
                                      َ َ ٍ ِ
                          ٌ َِ ْ ُ ِ
                                                    ْ َلأ   ِ َ
                             ةِفاخ كٌُْم ىَفْتَ لا ذئَموً برن       إ  ِ ضرؼون إوُيـً  َ      َثو ـ َّ َ ز
                                             َْ
                                                         ْ َ ْ
                           َ
          Umar  ibnu  al-Khaththab  menegaskan  hisablah  diri  kalian,
          sebelum  kalian  nanti  dihisab  oleh  Allah  di  Yaumil  Qiyamah,
          timbanglah diri kalian, amal perbuatan kalian sebelum amal
          perbuatan  kalian  nanti  ditimbang  oleh  para  malaikat  di
          Yaumil  Qiyamah.  Bersiap-siaplah  untuk  menghadapi  al-
          ‟Ardhul  Akbar  saat  di  mana  seluruh  amal  perbuatan  kita
          diperlihatkan kepada kita kelak di Yaumil Qiyamah
            ةِفَ ْ ُ ِ
          ٌ ِ َ  اخ كٌُْم ىَفْ َ َ ٍ ِ  ْ
                    تَ لا ذئَموًَ  saat  itu  tidak  ada  satupun  amal  perbuatan
          kita  yang  samar  dari  kita,  semua  amal  perbuatan  yang
          pernah  kita  lakukan  yang  baik  dan  yang  buruk,  semuanya
          akan nampak akan kita lihat dalam catatan amal perbuatan
                                                                                 38
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43