Page 26 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 26
Catatan Latar Belakang Kehidupan Hamka
http://pustaka-indo.blogspot.com
bersama Almarhum Prof. Hasby Assiddiqie, dan K.H.
Anwar Musaddad. Setelah itu, dia meneruskan perjalanan
ke Mesir. Dalam satu pertemuan dengan pemuka-pemuka
Islam di Mesir, Buya Hamka membawakan pidato yang
berjudul “Pengaruh Mohammad Abduh di Indonesia”. Dia
menguraikan tentang kebangkitan gerakan-gerakan Islam
modern, seperti Sumatera Thawalib, Muhammadiyah, Al
Irsyad, dan Persis di Indonesia pada awal abad ke-20. Pidato
itu dianggap sebagai promosi mendapatkan gelar Doktor
Honoris Causa oleh Universitas Al-Azhar, Kairo. Dalam
ijazah tertera istilah Arabnya: “Ustadz Fakhriyah”.
Ayah pernah cerita kepada saya (Penulis-red), suatu saat
dari Mesir dia pergi umrah ke Makkah, bertepatan pada 17
Februari 1958, yaitu hari lahirnya yang ke-50 tahun. Waktu
itu, dia berdoa di bawah lindungan Ka’bah agar sisa umurnya
bermanfaat untuk meneruskan cita-cita yang telah dirintis
oleh ayahandanya melalui Sumatera Thawalib dan organisasi
Muhammadiyah. Selagi berada di tanah suci itu, terjadilah
pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia
(PRRI). Ayah mendengar berita, bahwa Pasaman di bom oleh
tentara dari pusat. Peristiwa pemberontakan di Sumatra Barat
itu menyebabkan dia mempersingkat lawatannya.
Dalam Sidang Konstituante di Bandung, dia berpidato
untuk menolak gagasan Presiden Soekarno yang hendak
menerapkan Demokrasi Terpimpin. Setelah Dewan
Konstituante dibubarkan pada Juli 1959 dan dibubarkannya
pula partai Masyumi oleh Soekarno pada 1960, Hamka
memusatkan kegiatannya pada Dakwah Islamiyah dan
memimpin jemaah Masjid Agung Al-Azhar yang terletak
9
1/13/2017 6:18:34 PM
Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd 9
Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd 9 1/13/2017 6:18:34 PM