Page 31 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 31
Pribadi dan Martabat Buya Hamka
http://pustaka-indo.blogspot.com
ataupun oleh-oleh untuk keluarga dan kerabat di kampung.
Benar-benar tongkat multifungsi.
Karena banyak putra-putra Maninjau yang merantau,
kampung mereka pun menjadi sepi dan hanya didiami oleh
orang-orang tua dan anak-anak, atau gadis-gadis yang gelisah,
menunggu kedatangan kekasih yang berjanji akan meminang.
Kata orang, gadis-gadis Danau Maninjau bersifat agresif dan
matanya menantang. Konon mereka begitu karena selalu
menengadahkan kepala ke atas bukit-bukit yang curam,
merindukan cintanya nun jauh di balik bukit sana.
Abdul Malik, gelar Datuk Indomo yang kita panggil
dengan nama Hamka, sejak usia sangat muda sudah dikenal
sebagai seorang kelana. Ayahnya bahkan menamakan anak
itu: “Si Bujang Jauh”. Sejak masa kecilnya yang nakal dan
terlunta-lunta, dia berkelana dengan jalan kaki. Bahkan,
sampai hari tuanya pun dia tetap berkelana dengan pesawat
jet. Itulah salah satu kegiatan hidupnya, berkelana. Dari ujung
Timur sampai ujung paling Barat negeri ini, telah dijalaninya
dalam pengembaraan sebagai guru agama, mubalig, atau
sebagai peminat sejarah tanah airnya.
Begitupun dunia di luar tanah airnya. Berbagai negara
telah menarik minatnya untuk dijelajahi. Seolah dengan
tongkatnya, orang tua itu hendak menjangkau dunia. Akan
selalu terkenang sosok Hamka dengan langkah-langkah yang
diiringi suara hentakan tongkatnya. Tongkat yang mengiringi
hingga akhir usianya untuk menopang kakinya yang semakin
berat dalam melangkah.
Tongkat adalah salah satu hobi Ayah sejak masih muda.
“Seperti orang lain punya hobi mengumpulkan perangko,”
begitu Ayah berkata. Ayah pernah berkisah, di masa mudanya
14
1/13/2017 6:18:34 PM
Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd 14
Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd 14 1/13/2017 6:18:34 PM