Page 35 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 35

Pribadi dan Martabat Buya Hamka
             http://pustaka-indo.blogspot.com
                     Pidato  Ayah itu kemudian dijadikan pedoman majelis
                 yang dipimpinnya, dalam hal toleransi agama. Pertemuan
                 pertama Majelis Ulama dengan Presiden Soeharto yang
                 terjadi bulan Ramadhan itu, dinamakan oleh K.H. Hasan
                 Basri sebagai “Dialog Ramadhan yang sangat penting”.

                     Adalah tongkat itu pula yang menjadi saksi tak bernyawa,
                 tatkala Ayah berdialog dengan Menteri P dan K, Daoed Joesoef
                 tentang liburan puasa. Ketika menuruni tangga Departemen
                 P dan K,  Ayah berbicara dengan kawan-kawannya yang
                 kecewa, karena sambutan Pak Menteri yang negatif terhadap
                 Majelis Ulama. “Mudah-mudahan dia diampuni oleh Tuhan,”
                 komentar Ayah kala itu.

                     Pun saat berkali-kali Ayah tawaf dan sa’i mengelilingi
                 Ka’bah, atau berkeliling seorang diri di Masjid Cordova,
                 atau  Alhambra di Spanyol, tongkat tak pernah lepas dari
                 tangannya. Dan, ketika dia menunggu  connecting  fl ight di
                 Airport Karachi, Bangkok, Singapura, Beirut, dan lain-lain,
                 Ayah duduk di kursi dengan mata mengantuk. kepalanya
                 terkulai di atas tongkat itu, tanpa seorang pun mengenalnya.

                     “Poor old man,” kata seorang pramugari di Singapura.
                     “Buya sudah tua masih jalan juga,” kata pegawai imigrasi
                 di Pelabuhan Udara Halim Perdanakusuma yang selalu
                 melihatnya berangkat ke luar negeri.
                     Namun saya pernah menitikkan air mata bangga dan haru,
                 menyaksikan Ayah berjalan dengan tongkatnya mengiringi
                 arak-arakan  Almamater University Kebangsaan Malaysia
                 yang megah di gedung Parlemen Malaysia pada 1974. Di
                 sana Ayah mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa yang
                 diberikan oleh Counselor University itu sendiri, Ahmarhum
                 Tun  Abdul Razak, yang juga Perdana Menteri Malaysia.


                 18





                                                                         1/13/2017   6:18:34 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   18
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   18       1/13/2017   6:18:34 PM
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40