Page 39 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 39
Pribadi dan Martabat Buya Hamka
http://pustaka-indo.blogspot.com
pada diri Ayah yang tua dan lemah, seandainya orang semuda
Tobing menarik tongkat itu dengan sekuat tenaga. Ayah cuma
tersenyum mendengar kecemasan saya.
Akhirnya, perjuangan Farida membawa hasil. Per ceraian-
nya dikabulkan dan mendapatkan hak asuh anaknya. Mereka
tinggal bersama orangtua Farida. Kabarnya kemudian dia
menikah lagi dengan orang yang seagama dan bekerja pada
sebuah salon kecantikan.
Sebuah kejadian lain yang hampir mirip, saya alami
sendiri. Saat itu, kami kedatangan tiga orang pedagang buku
Advent. Semula saya menyambut mereka dengan ramah dan
menjelaskan kalau pemilik adalah seorang haji yang sudah
tua. Bukannya pergi, penjual buku itu malah bersemangat
meyakinkan saya, bahwa agama yang mereka siarkan lebih
hebat dan benar. Tentu saja terjadi perdebatan antara kami.
Ayah yang saat itu menanti saya di meja makan, mendengar
perdebatan kami. Tiba-tiba saja dia keluar. “Sudah, pergi ke
sana, ke rumah orang yang seagama dengan kalian,” ujarnya.
Tamu-tamu itu tak juga mau bergerak, malah berusaha me-
lunakkan hati kami dengan senyum yang sengaja dimanis-
maniskan.
Ayah kembali ke belakang dan tak lama keluar lagi mem-
bawa tongkatnya. “Mau keluar atau tidak?!” katanya mem-
bentak dengan mengacungkan tongkat. Ujung tongkat itu
hampir mengenai hidung salah seorang di antara mereka. Baru -
lah tamu-tamu tak diundang itu pergi sambil ketakutan. Tapi
melihat wajahnya, saya tahu dalam hatinya Ayah me na han tawa.
Tak lama setelah mereka pergi, tawa kami berdua meledak.
Ada lagi cerita tentang tongkat yang tak kurang meng-
gelikan. Saya mendengarnya dari Adinda Afif. Pada suatu
22
1/13/2017 6:18:35 PM
Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd 22
Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd 22 1/13/2017 6:18:35 PM