Page 70 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 70

Kenangan Akan Buya Hamka yang Mengharukan
             http://pustaka-indo.blogspot.com
                        Kesulitan lain, lebih ke psikologis saya, yakni:

                    1.  Seorang anak lelaki biasanya akan memandang ayahnya
                        sebagai seorang idola. Demikian pula dengan saya. Ayah
                        seolah manusia paling sempurna tanpa cacat. Tentu saya
                        akan kecewa bila mendapati Ayah tak sebaik prasangka
                        saya. Dan sebagai anak lelaki, ada rasa ingin mengungguli
                        Ayah. Saya pun akan bahagia bila Ayah dipuji, dan akan
                        marah bila ada yang mengkritik. Maka, saya khawatir
                        tulisan ini tidak objektif.
                    2.  Suasana duka cita masih mengiringi keseharian saya,
                        mengingat kepergian  Ayah belum begitu lama, yakni
                        baru sebulan.

                    Dua poin di ataslah yang menjadi kesulitan saya dalam
                    menulis naskah buku ini.
                        Karena itu, saya berusaha mengurangi rasa “pemujaan”
                    terhadap  Ayah yang dijuluki sebagai “orang besar” oleh
                    banyak kalangan.Saya pun berusaha mengendalikan emosi
                    bila teringat wajahnya yang tak pernah bisa saya lupakan.
                    Serasa dia meng gamit saya, menyuruh lebih dekat untuk
                    mendengarkan fatwa-fatwa dan cerita-cerita, serta pantun-
                    pantunnya yang tak pernah habis.  Atau, memanggil saya
                    untuk mengusap keningnya yang lebar dan telah berkerut itu.
                    Betapa sulitnya membendung air mata, bila kenangan seperti
                    itu tergambar lagi di mata saya. Saya percaya hadirin akan
                    memaafkan saya, apabila saya tidak sepenuhnya berhasil
                    mengisi acara ini, berdasar alasan-alasan yang telah saya
                    kemukakan di atas.
                        Pada 1968, saya diajak oleh Ayah ke Aceh untuk men-
                    dampinginya berjumpa Bapak Teungku Daud Beurueh. Ayah



                                                                          53

                                                              pustaka-indo.blogspot.com



                                                                         1/13/2017   6:18:37 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   53
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   53       1/13/2017   6:18:37 PM
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75