Page 71 - Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd
P. 71

Pribadi dan Martabat Buya Hamka
             http://pustaka-indo.blogspot.com
                 ke sana dengan membawa pesan-pesan Presiden Soeharto.
                 Pesawat yang direncanakan berhenti beberapa menit di
                 Medan, ternyata mengalami kerusakan teknis, sehingga
                 baru keesokan harinya penerbangan ke Banda Aceh bisa di-
                 teruskan. Begitu mendengar pengumuman lewat pengeras
                 suara di Polonia, penumpang dipersilakan menginap semalam
                 di Medan. Ayah tampak berwajah cerah. Dengan gembira
                 dia berkata sambil menepuk bahu saya, “Kita menginap di
                 Medan.”

                     Saya tak menanyakan kenapa Ayah gembira dan berseri,
                 karena saya tahu di Medan ini dia mempunyai banyak saha bat
                 dan kerabat lama. Bagi Ayah, Medan adalah sebuah kota yang
                 penuh kenangan. Dari kota ini, dia mulai memantapkan diri
                 menjadi seorang penulis yang melahirkan sejumlah novel,
                 dan buku-buku falsafah, tasawuf, dan lain-lain. Di sini pula,
                 dia sukses menjadi wartawan Majalah Pedoman Masyarakat.
                 Namun, disini pula dia mengalami kejatuhan yang sangat
                 menyakitkan, hingga bekas-bekas luka yang membuatnya
                 pergi meninggalkan kota ini, menjadi satu pupuk yang me-
                 numbuhkan pribadinya di kemudian hari.
                     Karena mengetahui semua itu, saya tak banyak bertanya.
                 Namun, saya masih mencoba memancing nostalgianya de-
                 ngan menanyakan letak Kampung Jati. Terutama jalan nomor
                 16, rumah “kominte” tempat kami tinggal waktu datang  ke
                 Medan ini.

                     Dalam hal bernostalgia, Almarhum Ayah memang tak ada
                 tandingannya. Cerita-ceritanya pasti menarik. Kala itu Ayah
                 tak langsung menjawab. Saya lihat hidungnya agak merah
                 dan dia menghapus air mata. Kemudian, dia menatap wajah



                 54                                           pustaka-indo.blogspot.com





                                                                         1/13/2017   6:18:37 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   54       1/13/2017   6:18:37 PM
         Pribadi dan martabat Buya Hamka isi set2 170109.indd   54
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76