Page 29 - Islamic-theology-Ibnul-Jawzi-membongkar-kesesatan-akidah-Tasybih-meluruskan-penyimpangan-dalam-memahami-sifat-sifat-Allah-Nurul-Hikmah-Press-173-Hal
P. 29

Islamic Theology  | 21

           Ahlussunnah menetapkan; Allah ada tanpa tempat dan tanpa arah.
                                               38

           Al-Imâm Abu  Manshur  al-Baghdadi   menuliskan  bahwa  itulah
           kesepakatan ulama Ahlussunnah Wal Jama„ah, berkata:            َ
                                                               َ َ
                                              َ
                                      َ
                                ٌ َ َ ْ َ ْ ْ َ َ ٌ َ
                                                           َ ُ َّ
                                                                  َ
                                                          َ ْ
                                                                      ُ َ ْ َ
                                                    َ ْ
                              ـها .نامػ هُلٖ يغجً لاو نا٩م هٍىد   ً لا ههأ ىلٖ اىٗمحأو
                                                      ِ
                                    ِ
                                          ِ
                                                       ِ
           “Mereka (Ahlussunnah) telah sepakat bahwa Allah tidak diliputi oleh
                                                  39
           tempat dan tidak berlaku baginya zaman”.
                  Ajaran  aneh  lainnya  dari  golongan  Wahhabi,  mereka
           mengatakan bahwa menafikan (meniadakan) dan atau menetapkan

           jism bagi  Allah  adalah  bukan  termasuk  madzhab  Salaf,  karena  –
           menurut mereka-- hal itu tidak ada dalam al-Qur„an dan Sunnah juga
                                         40
           tidak ada dalam perkataan Salaf.
                  Ini adalah bukti bahwa kaum Wahabiyah tidak mengetahui
           Pencipta  yang  wajib  disembah,  juga  bukti  bahwa  mereka  tidak
           mengetahui  aqidah  yang  diyakini  Salaf.  Padahal  Sayyidina Ali

           berkata:                                     َ
                               َ
                                                    َ
                                         َ
              َ َ
                          َ َ
                                                         ْ
                             َ
                                                                       ّ َ َّ
                                                           َ ُ َّ َ َ َّ َ
             َ ٌ
                                                ُ ْ َ ْ ُ َّ
                                ْ َ ٌ َ ُ َ َّ
                 َ ً ْ َ ٌّ
           ذ   بق لاو اـمهو ٫اـخلاو اـمٗم جػاـمم لاو اـمم ضبً مـل ٫وبمأ ىه لـحو ؼـٖ يـبع نئ ِ
                                              ِ
                                    ِ َ َ
                                                                       ِ
                                  َ ْ ْ َ ْ َ َ َ َ
                                ْ ُ
                                                                  َ
                                                         َ
                                                  َ
                                                     َ ْ ُ ٌ ْ ُ ْ َ َ
                                                                       َّ
                                                                         َ َ ُ
                                 ـها .   ً٨ً مل نأ ضٗب نا٧ لاو يىـدُٞ بىـجـدـم لاو ى صـ٣خً
           “Sesungguhnya  Tuhanku  azza  wa  jalla  adalah  al  Awwal  (adanya
           tanpa  permulaan)  tidak  bermula  dari  sesuatupun  (ada  tanpa
           permulaan), tidak bersama-Nya sesuatupun (tidak bertempat pada
           sesuatu), tidak dapat dibayangkan (tidak seperti yang dibayangkan

                  38
                      Abu  Manshur  al-Baghdadi.  Beliau  adalah  Abdul  Qadir  ibn
           Abdul Qahir, salah seorang Imam terkemuka dalam madzhab Syafi„i. Di
           antara muridnya adalah Abu Bakr al-Baihaqi, dan Abul Qasim al-Qusyairi.
           Salah satu karyanya adalah kitab al-Farqu bayn al-Firaq. Abu Utsman as-

           Shabuni  berkata:  “Al-Ustadz Abu  Manshur  adalah  salah  seorang  Imam
           Ulama Ushul yang wafat di Isfirayin tahun 429 H”.
                  39  Abu Manshur al-Baghdadi, al-Farq Bayn al-Firaq , h. 333
                  40
                     Shalih bin Fauzan dan Ibn Baz, Tanbîhât, h. 34
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34